on Leave a Comment

..Sadarkah Kamu di saat ini?

Bamboroo terlihat sedang kesal dan menyendiri di taman. Mengetahui hal itu sang Kakek kemudian mengajak Bamboroo untuk jalan-jalan di sekitar rumah. Walau mereka jalan hanya berdua, namun kekesalan Bamboroo sepertinya menunda komunikasi antara sang kakek dengan cucunya.

Mereka berjalan hampir selama 10 menit, 20 menit dan akhirnya hampir setengah jam mereka mengitari kompleks di sekitar rumah tanpa berbicara sepatah kata pun.

Selama itu pula sang kakek tidak memperhatikan cucunya. Sang Kakek tetap berjalan dengan langkah mantap, tersenyum dan menyapa orang-orang yang ditemuinya. Berbeda dengan Bamboroo. Dengan wajah kusam, langkah kakinya terlalu berat hingga dia seakan-akan harus menyeret kedua kakinya agar dirinya bisa terus mengikuti ke mana arah sang Kakek.

Di persimpangan jalan, sang kakek berhenti dan mencari tempat duduk untuk istirahat sejenak. Akhirnya sang kakek membuka pembicaraan dengan si cucu.

"Cu, bagaimana kabar teman kamu, si Eric?" tanya si Kakek.

"Eric? Sudah lama tidak ketemu dengannya, mungkin dia sedang sibuk dengan bisnis barunya. Kabarnya dia juga sering ke luar kota untuk promosi bisnisnya" balas si Bamboroo.

"Oh.. begitu ya Cu. Terus kakek dengar katanya di sekitar kompleks akan dibangun tempat olahraga ya, nanti kalau sudah selesai kakek mau olahraga di sana. Cucu bisa temenin kakek kan?"

"Yah Kakek.. Tempat olahraganya masih lama dibuka, 3 bulan yang lalu katanya mau soft opening tapi sampai sekarang renovasinya belum selesai. Tapi nanti saya temenin kok Kek"

"Jadi kamu akan temenin Kakek olahraga kalau tempatnya sudah buka?" balas sang Kakek.

"Iya Kek", Bamboroo menjawab juga dengan cepat dengan nada agak kesal karena merasa perkataannya tidak begitu dipercaya oleh sang Kakek.

"Nah, Kalau begitu kamu cepat ganti baju olahraga ya, kakek tunggu kamu di sini. Kita langsung ke tempat olahraga tadi"

"Lho Kek, kok suruh ganti baju olahraga di sini? kan jarak dari rumah masih jauh. Lagian tempat olahraganya juga belum buka, mana bisa olahraga kek?"

"Cu, sadarkah kamu bahwa kamu sekarang sedang berada tepat di depan rumah?"

"Hah?!", Bamboroo terkejut dan membalikkan badannya. Posisi mereka tepat berada di depan rumah. Belum selesai perasaan terkejut yang dirasanya, sang Kakek berkata "Tempat Olahraga yang kamu bilang barusan, hari ini Soft Opening"

"Hah?! Masa sih? Kemarin katanya ditunda karena masih direnovasi", Bamboroo kali ini yakin bahwa dia tidak salah melihat tanda renovasi yang dipasang saat dirinya melewati tempat itu.

"Kamu melihatnya waktu 3 bulan yang lalu bukan? Sadarkah kamu ketika kakek mengajak kamu berkeliling kompleks, kita melewati tempat itu. Dan kakek yakin dengan penglihatan kakek bahwa tempat itu sudah buka dan tadi sangat ramai sekali. Banyak orang lalu lalang untuk registrasi"

"Masa sih? perasaan tadi kita jalan hanya berdua dan tidak melewati tempat itu Kek"

"Kita memang berdua saat kakek mengajak kamu berkeliling. Di tengah jalan kita ketemu dengan teman kamu, Eric. Eric mengatakan bahwa tempat olahraga di kompleks kita sudah dibuka dan dia hendak registrasi. Karena kakek tidak tahu tempatnya, maka dia menawarkan diri untuk menunjukkan jalan ke sana. Sesampainya di tempat olahraga itu kita berpisah. Dan sampailah kita di sini"

"Hah?! Kok saya tidak tahu tentang itu? Apa kakek hanya mengarang cerita saja?" Bamboroo setengah percaya dengan ucapan kakeknya.

"Jika kamu tidak percaya, maka ini kakek ada bawa formulir registrasi agar bisa mendaftar jadi anggota di tempat olahraga tadi. Jadi kita tinggal mengisi di rumah dan mendaftar di sana. Dengan bukti ini, masihkah kakek dituduh mengarang cerita kepada kamu?"

"Maaf Kek, saya bingung. Kenapa bisa seperti ini ya?" Bamboroo terlihat frustasi menemukan dirinya tidak bisa menemukan kenyataan bahwa serangkaian cerita yang dikatakan oleh Kakeknya benar-benar terjadi. Bagaimana mungkin cerita itu sedemikian nyata sedangkan dirinya sebenarnya ada di lokasi?

"Cu, apa yang sedang kamu pikirkan saat kakek mengajakmu berkeliling?"

"Kek.. saya.. saya memikirkan masalah yang terjadi tadi pagi dan saya masih merasa kesal tentang itu"

"Cu, masalah yang terjadi tadi pagi mungkin menorehkan luka atau kekesalan yang teramat sangat di hati kamu, namun pantaskah hal itu kamu bawa sampai sekarang? dari pagi sampai sore , kamu menfokuskan dirimu hanya kepada kejadian yang sudah lewat? tanpa menyadari bahwa hal itu sudah berlalu?"

Bamboroo terhenyak kesekian kalinya, menyadari bahwa dia menghabiskan terlalu banyak waktu untuk sesuatu hal yang sudah terjadi(lewat).

"Saat kamu berpikir terlalu keras untuk hal yang sudah berlalu, kakek malah menikmati sejuknya angin di sore hari, mendapati teman bisnis kamu (eric) hendak berolahraga, menyapa tetangga baru kita dan Pak RT tadi di jalan. Ketika kamu sedang sibuk sendiri, Kakek sudah menyapa begitu banyak orang di jalan", kata Sang Kakek.

"Setiap orang memiliki berat masalah yang sudah ditakar olehNYA, hanya saja kita terkadang terlalu berlebihan dalam menyikapi hasil dari masalah itu. Hiduplah untuk saat ini, bukan hidup untuk merenungi hal-hal yang sudah terjadi"

"Ketika tiba saatnya bermain, maka bermainlah. Ketika bekerja, bekerjalah sepenuh hati. Dan ketika waktunya istirahat, lepaskanlah beban kamu agar kamu bisa beraktivitas untuk hari esok. Jangan merusak irama itu, karena bila sudah rusak maka kamu tidak akan menyadari hal-hal menarik yang terjadi di sekitar kamu"

"Tidak banyak orang yang bisa SADAR saat ini, oleh karena itu penyesalan selalu datang terakhir", tambah sang Kakek.

"Jika suatu hari nanti perasaan seperti itu datang kembali kepada kamu, tanyakan kepada dirimu sendiri.. Sadarkah Kamu di saat ini?"

Mendengar perkataan Sang Kakek, Bamboroo kembali tersenyum.
on 1 comment

Siapakah orang terpenting dalam hidupmu?

Di suatu hari, sang kakek mengajak Bamboroo berkeliling ke taman. Cuaca saat itu memang cocok untuk mereka yang senang menikmati jalan sore. Lalu lalang orang memenuhi taman itu. Banyak yang datang membawa sanak keluarga, anak-anak bermain riang, ada yang bersepeda, bermain bola dan kejar-kejaran.

Di tengah keramaian itu sedang diadakan permainan kecil. Permainan sederhana dengan topik "10 orang terpenting dalam hidupmu".

Ada kejadian menarik ketika salah satu pemuda diberikan pertanyaan:

"Nak, siapa 10 orang terpenting dalam hidupmu?"

Pertanyaan itu pun dijawab dengan mudah oleh si pemuda. Tentunya dimulai dari orang tua, saudara, tetangga dan teman atau kerabat. Namun pertanyaan tersebut hanyalah pertanyaan pembuka karena sesaat setelah si pemuda menjawab pertanyaan tersebut, pertanyaan kedua kembali menyusul.
Tidak beda jauh dengan pertanyaan pertama hanya saja kali ini si pemuda diharuskan memilih 8 orang. Pertanyaan demi pertanyaan muncul hingga akhirnya sampailah ke pertanyaan ini:

"Dari 5 orang ini, manakah 3 orang terpenting dalam hidupmu?"

"Orang tua, Istri dan Anak", sahut si pemuda.

"Ok, kalau begitu dari 3 orang ini, pilih satu yang paling penting dalam hidupmu"

Si pemuda terkejut. Kenapa harus memilih dari 3 orang ini, ketiga orang ini sangat penting baginya. Setelah lama berpikir, akhirnya si pemuda mulai mengeluarkan suaranya.

"Satu orang yang terpenting dalam hidup saya..adalah dia yang terpenting di antara 3 orang ini."

Semua pengunjung terdiam sejenak, beberapa dari mereka mungkin sedang memikirkan apa pilihan mereka jika ditanyakan pertanyaan seperti itu.

"Dia adalah istri saya"

Hening.. sampai akhirnya pemuda itu melanjutkan jawabannya "Orang tua suatu saat akan meninggalkan kita, anak ketika dewasa akan melanjutkan hidup dan pada akhirnya akan memiliki keluarga sendiri. Sedangkan istri, suka duka selalu bersama, susah senang berdua, pasangan hidup sampai mati. Dia yang mendampingi saya sampai akhir hidup nanti. Jadi orang terpenting dalam hidup saya adalah istri saya".

Sepulang dari taman, Bamboroo menanyakan kembali mengenai kejadian tadi sore kepada kakeknya.
"Benarkah kek apa yang dikatakan pemuda itu mengenai orang yang terpenting dalam hidup ini?"

Kakek hanya tersenyum dan berkata "Suatu hari nanti kamu pasti akan tahu jawabannya"
on Leave a Comment

Apakah saya mampu?

Pada hari minggu itu, terdengar suara keluh kesah dari ruangan sebelah. Sang Kakek pun mendekat ke ruangan dimana tidak jauh dari hadapannya sang cucu, Bamboroo sedang berkutat dengan segudang kerjaannya

Kakek: "Ada apa Cu?"

Bamboroo: "Oo.. Kakek (dengan nada putus asa). Ga ada apa-apa kok Kek (masih dengan wajah kusut)"

Kakek : "Cerita saja ke Kakek, mungkin kakek bisa bantu?"

Bamboroo: "Ah, kakek. Cuma sedikit masalah saja. Kakek mau minum teh hijau? Kita ke depan yuk, mumpung cuaca mendukung, ga panas di luar."

Mereka berdua duduk di teras rumah sambil minum teh hijau. Sesekali memandang langit yang mendung dengan awan hitam mengumpal. Panasnya teh hijau menghangatkan tenggorokan kedua orang itu, dan pembicaraan pun berlanjut..

Bamboroo: "Kerjaan tambah banyak Kek, mana deadline semakin dekat. Rasanya ga mampu terus-terusan seperti ini..."

Suasana hening sesaat. Mungkin sang kakek sedang berpikir bantuan seperti apa yang bisa diberikan ke sang cucu, mengingat masalah sang cucu adalah masalah kerjaan.

Kakek: "Cu.. lihat tukang bakso yang di seberang itu?"

Bamboroo: "Bakso? iya ada tukang bakso, kenapa kek? (sambil kebingungan) Kakek mau makan bakso?"

Kakek: "Kakek teringat sama tukang bakso langganan kakek, salah satu orang yang begitu kakek kagumi"

Bamboroo: "Kakek mengagumi seorang tukang bakso?"

Kakek yang merupakan teladan banyak orang pun bercerita saat perjumpaannya dengan tukang bakso yang dikaguminya:


Kakek bercerita:
Di suatu senja sepulang kantor, Kakek masih berkesempatan untuk mengurus tanaman di depan rumah, sambil memperhatikan ayahmu dan saudaranya yang sedang belajar menggambar peta, juga mewarnai. Ketika itu mereka masih kecil, seumuran adikmu. Hujan rintik rintik selalu menyertai di setiap sore di musim hujan itu.

Di kala tangan sedikit berlumuran tanah kotor, terdengar suara tek...tekk.. .tek...suara tukang bakso dorong lewat. Sambil menyeka keringat, Kakek hentikan tukang bakso itu dan memesan beberapa mangkok bakso setelah menanyakan ayahmu dan pamanmu, siapa yang mau bakso?

"Mauuuuuuuuu....", secara serempak dan kompak mereka menjawab.

Selesai makan bakso, kakek lalu membayarnya....

Ada satu hal yang menggelitik pikiran kakek selama ini ketika kakek
membayarnya, si tukang bakso memisahkan uang yang diterimanya. Yang satu disimpan di laci, yang satu ke dompet, yang lainnya ke kaleng bekas kue. Lalu kakek bertanya atas rasa penasaran kakek selama ini.

"Mas, kalo boleh tahu, kenapa uang - uang itu Mas pisahkan? Barangkali ada tujuan ?"

"Iya pak, saya sudah memisahkan uang ini selama jadi tukang bakso yang sudah berlangsung hampir 17 tahun. Tujuannya sederhana saja, saya hanya ingin memisahkan mana yang menjadi hak saya, mana yang menjadi hak orang lain / tempat ibadah, dan mana yang menjadi hak cita – cita penyempurnaan iman ".

Bamboroo: "Maksudnya apa tuh kek?"

Kakek: (sambil tersenyum) "Kakek pun menanyakan hal yang sama"


"Maksudnya.....?"

"Iya Pak, kan agama dan Tuhan menganjurkan kita agar bisa berbagi dengan sesama. Saya membaginya menjadi 3, dengan pembagian sebagai berikut :

1. Uang yang masuk ke dompet, artinya untuk memenuhi keperluan hidup sehari - hari saya dan keluarga.

2. Uang yang masuk ke laci, artinya untuk infaq/sedekah, atau untuk melaksanakan ibadah Qurban. Dan alhamdulillah selama 17 tahun menjadi tukang bakso, saya selalu ikut qurban seekor kambing, meskipun kambingnya yang ukuran sedang saja.

3. Uang yang masuk ke kaleng bekas, karena saya ingin menyempurnakan agama yang saya pegang yaitu Islam. Islam mewajibkan kepada umatnya yang mampu, untuk melaksanakan ibadah haji. Ibadah haji ini tentu butuh biaya yang besar. Maka saya berdiskusi dengan istri saya. Dan dia pun menyetujui bahwa di setiap penghasilan harian hasil jualan bakso ini, saya harus menyisihkan sebagian penghasilan sebagai tabungan haji. Dan Insya Allah selama 17 tahun saya menabung, sekitar 2 tahun lagi saya dan istri saya akan melaksanakan ibadah haji."

Hati kakek sangat..sangat.. tersentuh mendengar jawaban itu. Sungguh sebuah jawaban sederhana yang sangat mulia. Bahkan mungkin kita yang memiliki nasib sedikit lebih baik dari tukang bakso tersebut, belum tentu memiliki pikiran dan rencana indah dalam hidup seperti itu. Dan seringkali berlindung di balik perkataan tidak mampu atau belum ada rejeki.

Terus kakek melanjutkan sedikit pertanyaan, sebagai berikut :
"Iya memang bagus, tapi kan ibadah haji itu hanya diwajibkan bagi yang mampu, termasuk memiliki kemampuan dalam biaya".

Ia menjawab, "Itulah sebabnya Pak. Saya justru malu kalau bicara soal mampu atau tidak mampu ini. Karena definisi mampu bukan hak pak RT atau pak RW, bukan hak pak Camat ataupun MUI."

Definisi "mampu" adalah sebuah definisi dimana kita diberi kebebasan untuk mendefinisikannya sendiri. Kalau kita mendefinisikan diri sendiri sebagai orang tidak mampu, maka mungkin selamanya kita akan menjadi manusia tidak mampu. Sebaliknya kalau kita mendefinisikan diri sendiri, "mampu", maka Insya Allah dengan segala kekuasaan dan kewenangannya Allah akan memberi kemampuan pada kita".

Bamboroo: (berdiri dan mengempalkan tangan) "Kek, mulai hari ini dan seterusnya..bambo akan terus berjuang dan tidak boleh putus asa. Bambo percaya kalau kita yakin pada kemampuan kita, semua masalah bisa diatasi. Terima kasih Kek"
on 48 comments

Dry Ice (Biang Es), apa sih itu?

Seminggu yang lalu saya mendapatkan banyak Broadcast BBM tentang Dry Ice (Biang Es). Isinya menceritakan tentang bahayanya Dry Ice yang dibawa dan ditempatkan dalam mobil yang hampir merenggut nyawa pengendara mobil.

Apa sih Dry Ice itu?
Dry Ice atau Biang Es terbuat dari gas CO2 yang dipadatkan. Jika masih bingung, pernahkah kita membeli es krim literan dari swalayan? Nah biasanya kita akan diberikan bongkahan es yang akan dibungkus satu plastik dengan es krim yang kita beli. Nah itulah Dry Ice.


Dry Ice yang terbuat dari Gas CO2 ini dipadatkan dengan cara didinginkan. Dari Gas yang didinginkan menjadi wujud padat, maka volumenya mengecil dan akhirnya membeku.

Lantas, berbahayakah Dry Ice itu?

1. Jika Dry Ice dimasukkan ke kantong plastik, ditutup rapat dan ditempatkan pada suhu ruangan, maka bentuk padat akan berubah menjadi bentuk gas (menyublim). Dengan demikian maka volumenya akan memuai. Kalau terlalu lama dibiarkan maka kantong plastik tersebut akan mengelembung membesar dan lama kelamaan akan meledak (Dor... ). Tentunya suara yang dihasilkan akibat ledakan itu akan mengejutkan pengendera bukan?

2. Jika ditempatkan di ruangan tertutup (seperti kabin mobil) dengan sirkulasi AC mobil yang menyala dan kaca jendela mobil tertutup rapat, maka Dry Ice ini akan mengembang dan mengisi kabin mobil. Akibatnya volume gas CO2 semakin besar dan parahnya adalah darah manusia lebih tertarik untuk mengikat gas CO2 dibandingkan dengan Oksigen. Jika kondisi ini tetap dipertahankan, maka semua penumpang di dalam mobil akan sesak napas dan kondisi yang paling fatal adalah bisa meninggal. Perlu diketahui jika ada anak kecil di dalam mobil, tentunya yang paling merasakan sesak napas terlebih dahulu adalah anak kecil tersebut.

3. Dry Ice ini unik, karena sekalipun bentuknya bisa disamakan dengan bongkahan es yang biasa kita buat di kulkas, namun kontak secara fisik terhadap Dry Ice ini berbeda. Jika kita pernah coba pegang Dry ice maka kita mungkin akan mengalami sensasi ketika ada rasa sakit yang menusuk jika kita memegang Dry Ice tersebut. Berbeda dengan bongkahan es, kalau kelamaan maka hanya sensasi dingin dan mati rasa pada tangan kita. Namun bila kita memegang Dry Ice lebih dari 1 menit di tangan, maka tangan kita akan langsung gosong.

4. Biasanya jika menganggap Dry Ice sama seperti bongkahan es, maka kita akan memasukkannya ke dalam ember air. Alih-alih untuk mencairkan Dry Ice tersebut, malah akan muncul asap (karena pada dasarnya Dry Ice terbuat dari gas). Asap yang dimunculkan adalah berwarna putih, jika ditiup maka asapnya akan terbang kesana kemari. Biasanya anak akan senang sekali memainkan Dry Ice ini di dalam ember. Tidak jarang juga ada yang memasukkan wajahnya ke dalam asap, yang tanpa disadari sebenarnya kita sedang menghirup gas CO2. Jika terlalu lama memendamkan wajah di ember yang berisi asap CO2 maka kita akan sesak napas, yang diikuti dengan hilang kesadaran dan tentunya jika tidak cepat ditolong maka bisa berakibat meninggal dunia.


Lalu setelah kita mengetahui tentang Dry Ice, maka langkah pencegahannya seperti apa?
1. Dry Ice yang memuai membutuhkan waktu untuk memenuhi kantong plastik sebelum akhirnya meledak. Maka jangan terlalu lama diperjalanan, jika tidak terhindari maka buatlah kantong plastik yang besar, sehingga ruang yang harus dipenuhi semakin besar. Jika mengendari mobil, mungkin Dry Ice bisa ditempatkan di bagasi.

2. Nah, kalau tidak punya bagasi? (Maksudnya bagasinya satu ruangan dengan penumpang, bukan sedan), maka buka jendela mobil.

3. Sebisa mungkin jangan memegang Dry Ice, gunanya untuk apa jika dipegang dalam waktu lama?

4. Jauhkan dari si kecil ketika membuang Dry Ice, karena biasanya si kecil bersikeras ingin memainkan Dry Ice sebelum dibuang.
Powered by Blogger.