on Leave a Comment

Ular dan Tikus

Pembaca yang terhormat, pernah mendengar kisah tentang Ular dan tikus?

Kisah ini dimulai di wilayah pedesaan pada jaman dulu, saat semua orang masih bertani sebagai mata pencaharian utama. Beternak adalah hasil sampingan yang bisa dikerjakan mengingat luasnya lahan yang memisahkan satu rumah dengan yang lain. Ayam, domba dan sapi adalah ternak umum yang dapat kita jumpai saat itu.

Suasana damai selalu menyelimuti pedesaan itu, hingga suatu hari, pemilik salah satu rumah terbangun di malam hari untuk mengambil secangkir minuman di dapur. Pemilik rumah melihat beberapa barangnya jatuh berserakkan di lantai. "Pasti ulah tikus ini", ujar sang pemilik rumah. Keesokkan paginya, pemilik rumah memasang perangkap tikus di dalam rumah dengan harapan si tikus akan terjebak oleh iming-iming roti keju yang terpasang di perangkap.

Si tikus menyadari adanya ancaman di dalam rumah, bergegas memberi tahu ke semua teman-temannya.
on Leave a Comment

Perubahan : Butuh Waktu

Pada artikel sebelumnya, kita sudah membahas bahwa jika sikap kita berubah, maka sikap orang lain terhadap kita akan berubah.

Namun apakah semudah itu mengubahnya? Sedikit contoh yang ingin penulis berikan, dari era jaman telepon yang masih memiliki antena hingga sekarang muncul gadget (istilahnya di jaman modern ini) ada beberapa hal yang tidak dapat dipercepat.

Telur ayam butuh waktu 21 hari agar bisa menjadi anak ayam. Belum ditemukannya teknologi yang dapat mempercepat proses ini. Tentunya merupakan berita bagus bila kita bisa mempersingkat waktu eraman terhadap telur tersebut. Apa jadinya jika kita memaksakan telur tersebut keluar / pecah sebelum waktunya?
on Leave a Comment

Batu Kehidupan : Terbaik dan Terindah

Setelah rangkaian perjalanan yang berat, mulai timbul rasa kebosanan. Rutinitas kehidupan yang itu-itu saja membuat remaja ini tidak memiliki gairah kehidupan. Pagi berganti malam, malam berganti pagi, ke sana ke mari dan makin hari makin tidak jelas arah tujuan kehidupan yang dijalani oleh remaja ini.

Di suatu malam, remaja ini mengeluhkan keadaannya. Bak gaung bersambut, sang kakek kembali muncul dan langsung mengerti akan keadaan remaja ini. "Nak, jika kamu sedang bosan, kenapa tidak kamu keluarkan beberapa batu yang sudah kamu bawa dalam keranjangmu? Ambil beberapa yang kamu suka dan renungkan bagaimana kamu bisa mendapatkan batu tersebut?"

Remaja tersebut menuruti pesan dari kakek tersebut dan mulai membuka keranjang yang berada tepat di sampingnya.
on 1 comment

Ikan kecil di kolam besar atau ikan besar di kolam kecil ??

Semasa kuliah, saya pernah mengikuti himpunan mahasiswa di kampus (istilahnya menjadi aktivis Himpunan). Salah satu hal yang menarik adalah saat perekrutan aktivis, dimana saya ditanyakan oleh kakak senior mengenai perumpamaan seperti ini

"Pilihan mana yang kamu sukai, menjadi ikan kecil di kolam besar atau ikan besar di kolam kecil ?"

Konotasi kecil dan besar selalu dibandingkan, karena kedua hal tersebut menunjukkan proporsi dari satu hal yang dikalkulasi. Maksudnya jika ada bagian kue yang besar dan bagian kue yang kecil, mana yang lebih menarik perhatian kita?
on Leave a Comment

Kuasailah pedangmu sendiri!

Bamboroo yang sudah lama tidak ketemu dengan kakek, mencoba mencari kenangan melalui buku diary yang tersusun rapi di dalam kamarnya. Perlahan-lahan dibukanya lembaran buku tebal itu, dan sesekali tersenyum kecil mengingat cerita yang sering dibacakan oleh kakeknya, tertuang rapi disana.

Cerita itu bermula di negri tiongkok, negeri persilatan yang pada jamannya sangat banyak sekali ilmu bela diri tercipta.

Satu masa, di jaman itu, dalam satu angkatan training akan selalu muncul satu murid yang paling berprestasi. Murid yang memiliki disiplin yang baik, etos kerja yang tinggi dan semangat pantang menyerah. Murid ini berhasil melewati semua ujian yang diberikan oleh gurunya, sehingga tibalah waktunya bagi murid itu untuk "turun gunung". Sang guru mengajak murid untuk memilih hadiah sebagai bentuk penghargaan terhadap prestasi murid. Diantarkan muridnya sampai ke dalam sebuah gua. Di dalam gua itu hanya memiliki 2 jalan, satu mengarah ke kanan dan satu mengarah ke kiri. Sang murid dapat merasakan hawa jahat dari arah kanan, namun hawa sejuk dirasakannya dari arah sebaliknya.
Powered by Blogger.