Jaman sekarang semua serba mahal, contohnya saja daging sapi mahal, daging ayam juga mahal, harga cabe rawit pun ikutan pedas di kantong. Ada yang bilang sekarang masa perlambatan ekonomi. Banyak kebijakan pemerintah yang mencekik leher, pajak dinaikkan, listrik dan air silih berganti mendaki ke puncak. Belum lagi nilai tukar rupiah yang makin hari makin melemah, konon katanya mau genjot ekspor agar menambah devisa. Sudah pasti yang di-ekspor masih seputaran tanah tempat kita berpijak, bahan baku yang sebenarnya masih bisa kita olah untuk diberikan nilai tambah dan masih banyak yang lain. Ditengah potensi kekayaan SDA di bumi pertiwi ini, nyatanya sekarang kita sedang memasuki periode yang dinamakan Krisis.
Ada banyak sekali krisis yang saat ini sedang booming di negara kita. Kalau mau mengutip kata anak jaman sekarang, lagi trend gitu loch. Sebelumnya kita disuguhi dengan trend batu akik, sekarang kita disuguhi dengan trend krisis.
"Sebentar Lagi" Itu Berapa Lama Sih?
Mungkin kita semua pernah mengalami hal ini: Menunggu. Apakah menunggu kedatangan orang/tamu, menunggu kedatangan paket, menunggu jadwal tayang ataupun menunggu hidangan di restoran. Tanpa disadari, dalam kehidupan manusia, salah satu aktivitas kita adalah menunggu.
Menunggu adalah aktivitas yang paling dihindari kebanyakan orang. Apalagi jika aktivitas tersebut tidak bisa diselingi dengan aktivitas yang lain. Bisa mati gaya, begitulah jika diibaratkan dengan bahasa gaul sekarang. Oleh karena itu, masyarakat kini lebih memilih terlambat dibandingkan harus hadir kepagian. Selalu saja ada kambing hitam yang bisa ditunjuk, umumnya adalah macet di jalan.
Akhir minggu kemarin adalah minggu yang padat dengan jadwal berpergian. Walaupun demikian, semua rencana sudah disusun secara rapi, berurutan dan semua lokasi sudah diatur untuk melewati satu rute yang sama. Tentunya sudah mempertimbangkan jam padat di jalanan, meski hari itu adalah hari libur tapi yang namanya kondisi jalan di ibukota sama sekali tidak bisa diprediksi.
Menunggu adalah aktivitas yang paling dihindari kebanyakan orang. Apalagi jika aktivitas tersebut tidak bisa diselingi dengan aktivitas yang lain. Bisa mati gaya, begitulah jika diibaratkan dengan bahasa gaul sekarang. Oleh karena itu, masyarakat kini lebih memilih terlambat dibandingkan harus hadir kepagian. Selalu saja ada kambing hitam yang bisa ditunjuk, umumnya adalah macet di jalan.
Akhir minggu kemarin adalah minggu yang padat dengan jadwal berpergian. Walaupun demikian, semua rencana sudah disusun secara rapi, berurutan dan semua lokasi sudah diatur untuk melewati satu rute yang sama. Tentunya sudah mempertimbangkan jam padat di jalanan, meski hari itu adalah hari libur tapi yang namanya kondisi jalan di ibukota sama sekali tidak bisa diprediksi.
Jangan Siram Tanaman di Siang Hari, Mati Tanamannya. Benarkah?
Siang itu memang bukan siang di hari minggu, namun hari itu juga bukan hari kerja bagi saya. Alhasil saya terbangun lebih siang dari jam bangun saya biasanya. Bukan tanpa sebab tentunya saya harus mengambil jatah OFF di hari itu. Jatah cuti per tahun yang diberikan oleh kantor saya sudah mencapai limit, dalam artian jatah cuti tersebut tidak dapat diuangkan ataupun diakumulasikan ke periode selanjutnya. Jika tidak mengambil jatah cuti tersebut, maka jatah cuti itu akan hangus. Dipikir-pikir, sayang juga kalau tidak mengambil jatah cuti tersebut. Jadilah hari itu saya libur kerja.
Banyak pekerjaan di rumah yang harus diselesaikan ketika kita berada di rumah. Selalu saja ada pekerjaan menanti, entah itu merapikan rak buku, membersihkan rak sepatu ataupun membersihkan pekarangan rumah. Prioritas pertama yang bisa diselesaikan adalah pekerjaan yang ada di depan mata. Sejauh mata memandang, lebih mudah menyiram tanaman di depan rumah, begitu pikir saya ketika beberapa pekerjaan di dalam rumah terselesaikan. Memang harus diakui, butuh waktu yang lumayan banyak untuk menyelesaikan pekerjaan di dalam rumah, jadi saat berada di depan rumah adalah saat dimana matahari sedang terik di atas kepala.
Saat sedang asyik menyiram tanaman, tetangga sebelah mendekati sisi pagar rumah sembari berkata "bukannya tidak boleh ya menyiram di siang hari? nanti mati semua tanamannya lho". Setelah berkata demikian, si tetangga ini masih berada di tempatnya tadi, seolah-olah menunggu jawaban dari saya mengenai pernyataan yang diberikannya.
Banyak pekerjaan di rumah yang harus diselesaikan ketika kita berada di rumah. Selalu saja ada pekerjaan menanti, entah itu merapikan rak buku, membersihkan rak sepatu ataupun membersihkan pekarangan rumah. Prioritas pertama yang bisa diselesaikan adalah pekerjaan yang ada di depan mata. Sejauh mata memandang, lebih mudah menyiram tanaman di depan rumah, begitu pikir saya ketika beberapa pekerjaan di dalam rumah terselesaikan. Memang harus diakui, butuh waktu yang lumayan banyak untuk menyelesaikan pekerjaan di dalam rumah, jadi saat berada di depan rumah adalah saat dimana matahari sedang terik di atas kepala.
Saat sedang asyik menyiram tanaman, tetangga sebelah mendekati sisi pagar rumah sembari berkata "bukannya tidak boleh ya menyiram di siang hari? nanti mati semua tanamannya lho". Setelah berkata demikian, si tetangga ini masih berada di tempatnya tadi, seolah-olah menunggu jawaban dari saya mengenai pernyataan yang diberikannya.
Powered by Blogger.