Jangan remehkan segelas air putih.
Segelas air putih biasa memang tidak dapat dibandingkan kenikmatannya dengan segelas kopi, teh ataupun soda. Tapi tahukah kamu 2/3 tubuh kita berisi cairan. Kekurangan asupan cairan dapat mengakibatkan hal-hal yang tidak bagus untuk tubuh kita. Maka perhatikan 14 gejala ini apabila kamu kurang yakin bahwa tubuh kamu kekurangan air.
Kebiasaan Menarik Rambut, Berbahayakah?
Penulis tidak pernah lupa tentang kebiasaan yang satu ini, dimana sejak kecil sudah dialami oleh penulis. Biasanya kebiasaan menarik rambut ini dilakukan oleh penulis saat di waktu luang atau sedang menunggu event namun kehabisan akal bagaimana cara melewati hari.
Kebiasaan ini tidak sulit untuk dilakukan, bermodalkan tangan yang idle serta rambut sebagai lahan yang akan dicabut, tentunya menjadikan kebiasaan ini sudah tidak mencolok lagi bagi kerumunan ramai. Belum lagi aktivitas ini biasanya juga dilakukan oleh kaum manula yang sering meminta cucu-cucu kesayangannya untuk mencabut rambut yang berwarna putih (uban). Fenomena munculnya rambut uban ini pada era modern tidak hanya menimpa kaum manula, bahkan sekarang sudah menimpa kaum produktif (dewasa).
Melihat rangkaian hal seperti di atas, tentunya mencabut rambut bukan barang baru bagi kita kan? Namun, penulis tetap merasakan ada keanehan saat melakukan aktivitas menarik rambut ini, walau rambut yang ditarik sudah pasti rambut penulis sendiri. Berbahayakah kebiasaan ini?
Kebiasaan ini tidak sulit untuk dilakukan, bermodalkan tangan yang idle serta rambut sebagai lahan yang akan dicabut, tentunya menjadikan kebiasaan ini sudah tidak mencolok lagi bagi kerumunan ramai. Belum lagi aktivitas ini biasanya juga dilakukan oleh kaum manula yang sering meminta cucu-cucu kesayangannya untuk mencabut rambut yang berwarna putih (uban). Fenomena munculnya rambut uban ini pada era modern tidak hanya menimpa kaum manula, bahkan sekarang sudah menimpa kaum produktif (dewasa).
Melihat rangkaian hal seperti di atas, tentunya mencabut rambut bukan barang baru bagi kita kan? Namun, penulis tetap merasakan ada keanehan saat melakukan aktivitas menarik rambut ini, walau rambut yang ditarik sudah pasti rambut penulis sendiri. Berbahayakah kebiasaan ini?
Cara Perpanjang (Mutasi) SIM Beda Provinsi
Selain disibukkan dengan aktivitas bermacet ria di jalanan ibu kota, ternyata ada satu keperluan saya yang belum sempat diselesaikan pada akhir tahun kemarin. Bukan karena tidak ada waktu untuk mengerjakannya, melainkan kurangnya informasi tentang apa yang disiapkan guna membuat urusan administrasi ini cepat selesai. Adalah kartu SIM yang sudah kadaluarsa sehingga memaksa saya untuk mencari tahu informasi apa yang harus dilengkapi sebelum mengurus di Satpas (Satuan Penyelengaraan Administrasi) terdekat.
Lho, bukannya tinggal mengurus di SIM keliling saja sudah beres? Kan cepat dan simple? Iya, jika domisili di KTP sama dengan yang tertera di SIM. Tapi jika berbeda, dalam hal ini beda provinsi, maka perpanjangan SIM harus dilakukan di Satpas, bukan di sim keliling. Singkat cerita, saya menemukan beberapa artikel terbaru tentang aturan SIM, bahwa sudah ada pembuatan sim online. Wah, dengan adanya sistem online berarti saya tidak perlu ke Satpas dan tinggal duduk di depan komputer, maka segala administrasi bisa dilakukan. Ternyata tidak demikian. Kita tetap harus mendatangi Satpas dan melakukan administrasi di sana. Aduh, ini online atau offline sih sebenarnya?
Lho, bukannya tinggal mengurus di SIM keliling saja sudah beres? Kan cepat dan simple? Iya, jika domisili di KTP sama dengan yang tertera di SIM. Tapi jika berbeda, dalam hal ini beda provinsi, maka perpanjangan SIM harus dilakukan di Satpas, bukan di sim keliling. Singkat cerita, saya menemukan beberapa artikel terbaru tentang aturan SIM, bahwa sudah ada pembuatan sim online. Wah, dengan adanya sistem online berarti saya tidak perlu ke Satpas dan tinggal duduk di depan komputer, maka segala administrasi bisa dilakukan. Ternyata tidak demikian. Kita tetap harus mendatangi Satpas dan melakukan administrasi di sana. Aduh, ini online atau offline sih sebenarnya?
Mencari Power Bank, Seperti Apa Yang Sesuai?
Di zaman penuh hingar bingar teknologi, ada satu alat yang tidak dapat dipisahkan dari keberadaan kita. Alat tersebut kini menjadi teman yang sering dibawa kemana-mana. Mereka disebut dengan banyak nama; handphone, smartphone, atau tablet. Walau demikian, demi menunjang eksistensi untuk waktu yang lebih lama dibutuhkan juga charger. Jadi komplit satu set peralatan elektronik jika kita hendak keluar. Namun ketersediaan colokan untuk charger bisa menjadi alasan mengapa dirasa perlu untuk membawa satu alat elektronik lain, yaitu Power Bank.
Sesuai dengan namanya, power bank, alat ini berisikan energi listrik yang sudah disimpan dan dapat dialirkan ke handphone tanpa harus sibuk mencari tempat charger. Power bank ini banyak sekali dapat ditemukan di pasaran, dengan beragam warna, bentuk dan kapasitas energi bahkan ada yang memiliki fitur tambahan seperti lampu ataupun mp3. Dengan beraneka ragam variasi yang ditawarkan, kita sebagai pembeli tentunya dimanjakan, bukan? Namun ada hal yang harus diperhatikan ketika kita ingin membeli power bank, apakah itu?
Sesuai dengan namanya, power bank, alat ini berisikan energi listrik yang sudah disimpan dan dapat dialirkan ke handphone tanpa harus sibuk mencari tempat charger. Power bank ini banyak sekali dapat ditemukan di pasaran, dengan beragam warna, bentuk dan kapasitas energi bahkan ada yang memiliki fitur tambahan seperti lampu ataupun mp3. Dengan beraneka ragam variasi yang ditawarkan, kita sebagai pembeli tentunya dimanjakan, bukan? Namun ada hal yang harus diperhatikan ketika kita ingin membeli power bank, apakah itu?
Batu Dari Langit
Hari itu sinar matahari belum tepat di atas kepala kerumunan masyarakat, namun keramaian sudah memuncak. Tepat di tengah panggung, sebuah acara lelang sedang dilakukan. Pembawa acara yang berada di tengah kerumunan itu bukan hanya satu atau dua, namun ada lebih dari 3-4 orang. Keramaian yang terjadi tidak memungkinkan acara lelang berlangsung dengan tertib. Bahkan banyak sekali pasukan pengamanan yang diterjunkan untuk menjaga acara itu.
Line telepon pun tidak berhenti berdering, tidak menyisakan jeda untuk berhenti. Mereka yang dari luar pun berebut untuk memasukkan harga dan berlomba untuk mendapatkan barang yang berharga yang dilelang di acara itu. Tidak ada informasi yang jelas yang dapat dilihat ataupun ditelaah mengenai apa barang yang dilelang. Apakah artefak kuno, teknologi canggih atau bisa jadi obat awet muda.
Remaja ini kebingungan, tapi dirinya tetap mencoba mencari informasi mengenai keramaian yang sedang berlangsung. Dirinya harus memaksa masuk ke dalam kerumunan orang hanya untuk melihat barang apa yang akan dilelang. Dari kejauhan, barang itu berukuran tidak besar. Karenanya dirinya harus mendekatkan diri untuk melihat secara pasti apa yang dilelang oleh acara itu. Setelah kurang lebih berjarak 8 meter, jarak yang diperbolehkan oleh panitia, dirinya melihat barang tersebut berada dalam kotak kaca yang berukuran tidak lebih dari seukuran ubin. Barang itu kecil, dan tidak ada hal yang menarik yang bisa dipancarkan oleh barang sekecil itu.
Line telepon pun tidak berhenti berdering, tidak menyisakan jeda untuk berhenti. Mereka yang dari luar pun berebut untuk memasukkan harga dan berlomba untuk mendapatkan barang yang berharga yang dilelang di acara itu. Tidak ada informasi yang jelas yang dapat dilihat ataupun ditelaah mengenai apa barang yang dilelang. Apakah artefak kuno, teknologi canggih atau bisa jadi obat awet muda.
Remaja ini kebingungan, tapi dirinya tetap mencoba mencari informasi mengenai keramaian yang sedang berlangsung. Dirinya harus memaksa masuk ke dalam kerumunan orang hanya untuk melihat barang apa yang akan dilelang. Dari kejauhan, barang itu berukuran tidak besar. Karenanya dirinya harus mendekatkan diri untuk melihat secara pasti apa yang dilelang oleh acara itu. Setelah kurang lebih berjarak 8 meter, jarak yang diperbolehkan oleh panitia, dirinya melihat barang tersebut berada dalam kotak kaca yang berukuran tidak lebih dari seukuran ubin. Barang itu kecil, dan tidak ada hal yang menarik yang bisa dipancarkan oleh barang sekecil itu.
Laron, Tanda Awal Musim Hujan..
Kalau di malam hari di sekitar lampu yang bersinar ada banyak serangga yang berterbangan, itu tandanya akan hujan. Lho? Serangga apa sih yang suka berkumpul di dekat cahaya, cuma di malam hari pula? Kita mengenalnya dengan sebutan Laron.
Penulis biasanya ketika menemukan ada 2-5 Laron mulai berkumpul di atas lampu depan, maka lampu rumah tersebut akan dipadamkan dan menutup jendela serta menutup pintu. Jika ada orang yang lewat di depan rumah, maka dapat dipastikan rumah tersebut gelap gulita dari arah depan. Padahal sebenarnya di dalam rumah ada penghuninya. Dan biasanya setelah menunggu beberapa saat, penulis akan mengecek kondisi di luar jika Laron tersebut sudah hilang atau tambah ramai. Jika Laron sudah hilang, lampu rumah pun akan dihidupkan seperti sedia kala.
Sebenarnya apa sih Laron ini? Banyak yang mengatakan bahwa Laron adalah pertanda bahwa musim hujan akan datang. Tapi yang pasti bagi penulis, jika Laron ini sudah masuk ke ruang tengah di dalam rumah, akan lebih menyusahkan untuk mengusir dan membersihkan sayap-sayapnya yang patah.
Saat Kakak Adik Bertengkar, Apa Yang Harus Dilakukan?
Pernah melihat orang bertengkar? Bisa jadi orang yang bertengkar itu adalah sepasang suami istri, orang tua dan anak ataupun kakak adik yang sedang bertengkar. Kejadian tersebut tidak dapat dihindari terutama bagi mereka yang memiliki saudara. Adanya saudara dalam rumah adalah berkah bagi orang tua. Dimana orang tua terkadang tidak selalu berada di rumah, apalagi jika kedua orang tua aktif bekerja di luar rumah. Saudara adalah teman terdekat yang pertama kali bisa ditemui sebelum anak-anak berinteraksi dengan teman di luar rumah.
Namun, saudara tidak selamanya bisa akur. Tingginya intensitas bertemu tidak bisa menjadi tolak ukur bahwa antar saudara dapat hidup harmonis di sepanjang waktu. Bisa jadi karena banyaknya waktu yang dihabiskan tersebut, banyak hal yang bisa dibicarakan, didiskusikan dan diperdebatkan.
Biasanya alur komunikasi yang terbentuk di antara saudara dimulai dari adanya ketertarikan pada benda atau hal yang sama. Hal tersebut dilanjutkan dengan pembahasan ringan dan jika diteruskan lagi maka akan masuk ke sesi debat. Hasil akhir dalam debat hanya menghasilkan dua akhir, apakah kedua belah pihak setuju atau berakhir dengan drama. Jika hal ini terjadi pada anak kecil, pastilah keduanya akan berargumen dan pada akhirnya bisa bertengkar.
Kejadian di atas sering sekali kita temui. Tidak perlu jauh-jauh untuk mengambil contoh, di dalam rumah pun hal tersebut bisa terjadi. Apa yang harus dilakukan jika kita menemui mereka sedang bertengkar?
Mengendalikan Perasaan Marah Milikmu, Bukan Milik Orang Lain
Siapa yang tidak pernah marah? Marah adalah lumrah bagi kita. Namun jika terlalu sering marah, itu berarti ada sesuatu dalam kehidupan kita yang harus diperbaiki. Kita tentunya tidak ingin marah di setiap harinya terkecuali jika memang itu adalah tuntutan profesi. Tapi apakah ada jabatan di perusahaan yang fungsinya khusus hanya untuk memarahi anak buahnya? Lantas, apakah fungsi team di bawah orang tersebut akan berjalan dengan baik jika atasannya lebih memusatkan perhatiannya untuk memarahi dibandingkan mengarahkan?
Seperti kebanyakan hal lainnya, jika dilakukan dalam porsi yang tidak berlebihan, maka marah merupakan lecutan yang bersifat positif. Masalahnya adalah terkadang kita tidak memiliki batasan yang pasti untuk menampung perasaan marah ini. Beberapa dari kita sering menyebutnya dengan ungkapan "Jangan coba-coba untuk menguji kesabarannya". Marah dalam hal ini lebih dekat dengan sikap sabar. Menghadapi orang yang sulit, membuat kita sering mengelus dada. Segera setelah kita kehabisan kesabaran, amarah yang menumpuk tersimpan akan diledakkan keluar.
Pertanyaannya adalah seberapa lama orang tersebut harus dalam posisi marah? Kita sering membaca dan mendengar tentang akibat dari marah, namun adakah yang bisa memberikan durasi kapan perasaan marah tersebut harus berakhir? Kadang kita bisa menyaksikan walau ucapan sudah tidak ada yang keluar dari mulut, namun ada beberapa orang yang tidak cukup hanya melampiaskan marahnya, bahkan harus memendamnya!
Seperti kebanyakan hal lainnya, jika dilakukan dalam porsi yang tidak berlebihan, maka marah merupakan lecutan yang bersifat positif. Masalahnya adalah terkadang kita tidak memiliki batasan yang pasti untuk menampung perasaan marah ini. Beberapa dari kita sering menyebutnya dengan ungkapan "Jangan coba-coba untuk menguji kesabarannya". Marah dalam hal ini lebih dekat dengan sikap sabar. Menghadapi orang yang sulit, membuat kita sering mengelus dada. Segera setelah kita kehabisan kesabaran, amarah yang menumpuk tersimpan akan diledakkan keluar.
Pertanyaannya adalah seberapa lama orang tersebut harus dalam posisi marah? Kita sering membaca dan mendengar tentang akibat dari marah, namun adakah yang bisa memberikan durasi kapan perasaan marah tersebut harus berakhir? Kadang kita bisa menyaksikan walau ucapan sudah tidak ada yang keluar dari mulut, namun ada beberapa orang yang tidak cukup hanya melampiaskan marahnya, bahkan harus memendamnya!
When Enough Is Never Enough (Ketika Cukup Tidak Pernah Cukup)
Ungkapan "Mencegah lebih baik daripada Mengobati" sudah sering kita dengar. Tidak hanya untuk penyakit, namun bisa diartikan untuk hal-hal yang tidak dapat diperbaiki jika sudah terlanjur kejadian. Pada Kenyataannya masih banyak di antara kita yang masih sampai saat ini seperti berusaha menguji akan pembenaran kata-kata di atas.
Ini adalah kisah menarik yang akan saya ceritakan. Bermula dari sebuah team baru yang memegang peranan baru. Bisa dibilang bahwa team ini adalah team baru dengan personel baru dan dengan ruang lingkup pekerjaan yang dulunya adalah kerjaan sampingan team lain. Team ini awalnya beranggotakan 2 orang dan kemudian seiring dengan waktu bertambah, pada akhirnya mencapai 8 orang.
Banyaknya deadline yang harus dikejar mengharuskan team ini memacu adrenalin di setiap nafas, tidak hanya saat menjejakkan kakinya ke area kantor, melainkan harus menarik nafas yang panjang saat meletakkan kakinya keluar dari kantor. Sesekali nafas pendek dapat pula ditarik hembuskan jika ada pekerjaan yang "tertangkap" melenceng dari target. Kadang aliran informasi yang tidak lengkap dan sering terputus di tengah jalan, dan terlalu banyak dibumbui ketika sampai di telinga atasan membuat suasana kerja semakin tidak kondusif.
Banyaknya deadline yang harus dikejar mengharuskan team ini memacu adrenalin di setiap nafas, tidak hanya saat menjejakkan kakinya ke area kantor, melainkan harus menarik nafas yang panjang saat meletakkan kakinya keluar dari kantor. Sesekali nafas pendek dapat pula ditarik hembuskan jika ada pekerjaan yang "tertangkap" melenceng dari target. Kadang aliran informasi yang tidak lengkap dan sering terputus di tengah jalan, dan terlalu banyak dibumbui ketika sampai di telinga atasan membuat suasana kerja semakin tidak kondusif.
Powered by Blogger.