on Leave a Comment

Batu Kehidupan : Batu besar dan batu kecil

Dalam perjalanan hidupnya, remaja ini sering dihadapi banyak pilihan akan batu yang ditemuinya. Kadang dia bisa menahan diri untuk tidak mengambilnya, namun sering kali dirinya tidak kuasa untuk mengambil dan menempatkannya ke dalam keranjang miliknya.

Satu batu tidaklah berat, namun jika terlalu banyak maka harus dipikul. Kenyataannya, banyaknya muatan akan sebanding dengan berapa banyak ruangan kosong dalam keranjang. Semakin kosong keranjang, makin banyak pula batu yang dapat dimasukkan ke dalamnya. Begitulah yang dipikirkan oleh remaja itu.

Hingga pada pagi harinya, saat dirinya baru selesai menaruh beberapa batu di dalam keranjangnya, yang selalu dibawa seperti ransel, batu terakhir yang ada di tangannya tidak dapat dimasukkan. Setiap kali ditaruh di dalam keranjang, maka batu itu terlempar keluar saat dirinya baru melangkah beberapa kaki. Kali ini, ada apa gerangan?

Remaja ini akhirnya menurunkan keranjangnya dan melihat ke sekitar, tidak ada hal yang aneh di sekitarnya. Dimasukkannya batu yang jatuh tadi ke dalam keranjang dan akhirnya dia melihat bahwa keranjangnya saat ini sudah terlalu penuh untuk menampung batu. Maka wajar saja jika batu terakhir akan keluar dari keranjang karena sudah terlalu padat dan bentuknya menggunung.

"Ini harus segera diperbaiki, karena batu selanjutnya tidak akan bisa masuk ke dalamnya", pikir remaja itu. Lama sekali remaja itu berpikir bagaimana cara memperbaiki keranjang tersebut, agar batunya muat di dalamnya.

Melihat kegelisahan yang terjadi kepada remaja itu, sang kakek menampakkan wujudnya dan bertanya kepada remaja itu. "Nak, sepertnya dirimu berpikir keras, ada apa?", tanya sang kakek.

"Kek, sepertinya keranjang ini terlalu kecil.", balas remaja itu.

Sang kakek melihat dengan seksama kondisi keranjang itu, kemudian mengecek muatan dalam keranjang dan menemukan ada yang aneh. "Nak, keranjang kamu tidak rusak ataupun sobek, kenapa kamu mau menggantinya?"

"Tapi keranjang ini tidak dapat memuat semua batu yang saya bawa, jadi saya butuh yang lebih besar dari ini", jawab remaja itu.

"Oohh.. begitu, kamu meminta keranjang yang lebih besar karena batu batu ini sepertinya tidak muat di dalamnya. Nak, kakek melihat batu dalam keranjang itu tidak tersusun secara benar. Cobalah kamu susun kembali, dan kemudian kita akan melihat apakah benar keranjang ini terlalu kecil atau tidak", balas sang kakek.

Remaja itu akhirnya membongkar isi muatan keranjangnya dan mulai menyusun satu per satu batu ke dalam keranjangnya. Awalnya hal ini tampak menjanjikan, namun pada akhirnya selalu tersisa batu lain yang tidak bisa masuk ke dalam keranjangnya. Hal ini membuat sang remaja menjadi kesal. Dicobanya sekali lagi untuk menata ulang, namun selalu ada batu terakhir yang tidak bisa masuk ke dalamnya.

Melihat ada sesuatu yang mengganjal, sang kakek meminta remaja itu untuk membongkar kembali dan ketika memasukkan batu ke dalam keranjang, masukkanlah batu yang ukurannya paling besar terlebih dahulu, setelah itu disusul dengan batu yang berukuran sedang dan diakhiri dengan batu yang berukuran kecil.

Remaja itu pun melaksanakan perintah kakek itu dan menemukan bahwa kini keranjangnya dapat memuat semua batu yang awalnya tidak muat, bahkan saat ini keranjang tersebut menyisakan banyak ruang kosong.

"Sebesar apapun keranjangnya, jika engkau tidak menyusunnya secara benar maka itu takkan muat untuk selamanya", kata sang kakek.

Menyadari kesalahannya dalam menata batu di dalam keranjangnya, kini si remaja tersebut mengerti bahwa prioritas utama dalam penempatan adalah batu yang berukuran besar, disusul batu berukuran sedang dan terakhir adalah batu berukuran kecil. Karena jika memasukkan batu kecil terlebih dahulu, maka batu besar tidak akan bisa muat setelahnya. Sedangkan batu kecil yang dimasukkan belakangan, dapat diselipkan di antara batu besar lainnya.

0 komentar:

Post a Comment

Powered by Blogger.