on Leave a Comment

Lampu Hazard, Yang Salah Tapi Sering Dipakai

Jakarta itu kalau tidak macet dan banjir, bukan Jakarta namanya. Jakarta itu ibukota dan pusat ekonomi negara Indonesia. Sebagai salah satu kota megapolitan, Jakarta bagai magnet yang memikat banyak orang dari luar. Tidak salah jika banyak orang yang berusaha mendekatkan ke Jakarta untuk mengubah nasib mereka.

Selain tingkat popularitas yang tinggi, Jakarta sebagai kota juga memberikan tingkat tekanan hidup yang tinggi. Hal ini wajar jika melihat bagaimana banyaknya populasi masyarakat yang mengais rejeki di ibukota. Banyaknya persaingan bisa dilihat dari segala segmen. Dari tukang jual gorengan, sekolah dan universitas, rumah sakit hingga sampai mall pun berjamuran.

Ketatnya persaingan terasa saat para mahasiswa mencari kerja. Gelar S1 di jaman sekarang pun dirasa belum cukup agar bisa lolos screening awal masuk ke perusahaan. Persaingan yang ketat ini seolah olah menguatkan untaian kalimat ini "Ibukota lebih kejam dari ibu tiri". Meski banyak dikerumunin oleh sekolah dan universitas bertaraf internasional, nyatanya masih saja ada masyarakat yang sepertinya tidak mau belajar memperhatikan.

Hal yang ingin penulis kaitan di sini adalah mengenai kegunaan dan salah fungsinya lampu hazard pada kendaraan roda empat. Masyarakat kita sebenarnya sangat efektif, jika tidak ingin disebut tidak mau tahu. 
on Leave a Comment

Mengapa Takut Dikoreksi?

Ketika pertama kali kita mendengar kata "koreksi", biasanya kita sudah bisa membayangkan bahwa ada sesuatu yang akan diperbaiki. Banyak sekali kejadian dalam hidup yang menggunakan kata itu.

Dimulai dari sejak kita bersekolah. Anak-anak yang diberikan tugas, pada akhirnya harus diperiksa oleh bapak/ibu guru. Sering sekali jika jawaban dari suatu pertanyaan dalam tugas yang diberikan tidak memiliki jawaban yang tepat, biasanya si guru akan berkata "no sekian..jawabannya masih salah, tolong dikoreksi kembali". Walau pada akhirnya, jawaban yang benar akan diberikan di akhir hari di sesi dalam kelas itu.

Hal yang sama pun dialami ketika kita duduk dibangku perkuliahan. Bedanya dengan masa di bangku sekolah,  di kampus seorang dosen tidak akan memberikan jawaban terhadap pertanyaannya secara cuma cuma, dan biasanya mahasiswa harus mencari jawabannya terlebih dahulu (biasanya harus jungkir balik dulu) sebelum mendapatkannya langsung dari si dosen. Hal yang paling ditakuti oleh mahasiswa tentunya saat di persiapan ujian akhir, dimana perkataan "koreksi" yang muncul dari dosen pembimbing ataupun dosen penguji,   dapat menambah lama waktu berbakti mereka di kampus. Yang tadinya menginginkan lulus tepat waktu, jadinya harus ditambah 1 semester.

Hingga saat kerja pun, kata koreksi masih membuat bulu kuduk kita berdiri ketika kita maju ke depan meja bos untuk menyampaikan laporan. Ada apa dengan kata koreksi?
on Leave a Comment

Batu Kehidupan : Batu Besar Dan Batu Kecil (2)

Terjalnya perjalanan di hari itu sungguh membuat hari remaja itu penuh dengan daya juang. Bagaimana tidak? Dirinya harus mendaki dari lembah hingga ke puncak dengan membawa banyak peralatan di pundaknya. Hal ini tidak terelakkan harus dia lakukan. Oleh karena itu, dirinya sudah mempersiapkan jauh hari sebelumnya, sehingga dia tidak perlu takut untuk mulai mendaki.

Masih teringat di dalam benaknya, bagaimana persiapan yang harus dia lakukan di hari sebelumnya. Beban pikirannya terlalu berat untuknya jika dia tidak mulai membuat perhitungan yang cermat. Oleh karena itu, dipetakanlah bagaimana medan tempat dia akan mendaki. Sehari sebelumnya, dia sudah meninjau dan menulis beberapa catatan kecil mengenai "spot" batu besar dan beberapa area yang tidak boleh dilalui. Hal ini tentu berguna agar dirinya tidak terhambat maupun tersesat saat hendak menuju ke puncak. 
Batu Besar
on Leave a Comment

Waspada Pada Oknum Petugas Tol

Ramainya jalanan di ibukota memang sudah menjadi rutinitas sehari hari bagi orang jakarta. Jumlah kendaraan yang tiap tahun terus bertambah namun tidak diikuti oleh penambahan ruas jalan membuat kemacetan di sejumlah lokasi.

Kemacetan ini pun tidak terelakkan terjadi juga di ruas jalan TOL. Banyaknya kendaraan dan disertai dengan jumlah gardu yang kadang tidak "full" beroperasi semua, akan mengakibatkan terjadinya bottle neck saat pembayaran tol. Selepas itu jalanan akan kembali lancar sampai kemudian akan kembali macet jika sudah mendekati gardu tol. Parahnya kemacetan ini kadang ditambah dengan banyaknya kendaraan besar yang mengambil jalur di tengah ataupun mogok di bahu jalan. Lengkap sudah waktu yang seharusnya bisa dihabiskan dengan keluarga, malah kita habiskan di jalan.

on 1 comment

Bahaya Yang Mengintai Kita...

Memasuki musim yang curah hujannya sedikit sekali, sering membuat keringat menetes dari balik pakaian kita. Ya, mari kita sambut musim panas yang sedang terjadi di bumi pertiwi ini. Bagi mereka yang sering menghabiskan waktu siangnya di dalam kantor, mungkin tidak akan merasakan panasnya di siang hari. Coba tanyakan saja ke orang rumah, bagaimana cara mereka melalui teriknya sinar matahari. Beberapa dari mereka harus menyiram bagian depan rumah ( old habit never dies) agar tidak terlalu panas, atau melakukan hal yang sederhana seperti menghidupkan AC dan berdiam di dalam kamar, aish sejuknya...

Hal yang tidak luput kita lakukan menghadapi panasnya cuaca adalah mandi. Biasanya setelah mandi, sesaat badan terasa segar, namun kemudian keringat pun bercucuran lagi. Kalau sudah begitu masa harus mandi lagi? Kalau yang sedang ada di lapangan tentunya tidak bisa mandi di sembarang tempat :)

Ada hal kecil yang bisa dilakukan, dan biasanya kita konsumsi apalagi di saat cuaca panas terik seperti ini. Wait, apakah tadi saya ada menyebut kata "konsumsi" ? Coba kita bayangkan segelas es sirup di depan hadapan kita. Rasa manisnya begitu dikenali oleh lidah kita, belum lagi dinginnya menghapus dahaga yang terjadi setelah seharian bekerja.

Pesan satu mbak, yang banyak esnya ya

Powered by Blogger.