on Leave a Comment

Mencari Power Bank, Seperti Apa Yang Sesuai?

Di zaman penuh hingar bingar teknologi, ada satu alat yang tidak dapat dipisahkan dari keberadaan kita. Alat tersebut kini menjadi teman yang sering dibawa kemana-mana. Mereka disebut dengan banyak nama; handphone, smartphone, atau tablet. Walau demikian, demi menunjang eksistensi untuk waktu yang lebih lama dibutuhkan juga charger. Jadi komplit satu set peralatan elektronik jika kita hendak keluar. Namun ketersediaan colokan untuk charger bisa menjadi alasan mengapa dirasa perlu untuk membawa satu alat elektronik lain, yaitu Power Bank.

Sesuai dengan namanya, power bank, alat ini berisikan energi listrik yang sudah disimpan dan dapat dialirkan ke handphone tanpa harus sibuk mencari tempat charger. Power bank ini banyak sekali dapat ditemukan di pasaran, dengan beragam warna, bentuk dan kapasitas energi bahkan ada yang memiliki fitur tambahan seperti lampu ataupun mp3. Dengan beraneka ragam variasi yang ditawarkan, kita sebagai pembeli tentunya dimanjakan, bukan? Namun ada hal yang harus diperhatikan ketika kita ingin membeli power bank, apakah itu?
on Leave a Comment

Batu Dari Langit

Hari itu sinar matahari belum tepat di atas kepala kerumunan masyarakat, namun keramaian sudah memuncak. Tepat di tengah panggung, sebuah acara lelang sedang dilakukan. Pembawa acara yang berada di tengah kerumunan itu bukan hanya satu atau dua, namun ada lebih dari 3-4 orang. Keramaian yang terjadi tidak memungkinkan acara lelang berlangsung dengan tertib. Bahkan banyak sekali pasukan pengamanan yang diterjunkan untuk menjaga acara itu.

Line telepon pun tidak berhenti berdering, tidak menyisakan jeda untuk berhenti. Mereka yang dari luar pun berebut untuk memasukkan harga dan berlomba untuk mendapatkan barang yang berharga yang dilelang di acara itu. Tidak ada informasi yang jelas yang dapat dilihat ataupun ditelaah mengenai apa barang yang dilelang. Apakah artefak kuno, teknologi canggih atau bisa jadi obat awet muda.

Remaja ini kebingungan, tapi dirinya tetap mencoba mencari informasi mengenai keramaian yang sedang berlangsung. Dirinya harus memaksa masuk ke dalam kerumunan orang hanya untuk melihat barang apa yang akan dilelang. Dari kejauhan, barang itu berukuran tidak besar. Karenanya dirinya harus mendekatkan diri untuk melihat secara pasti apa yang dilelang oleh acara itu. Setelah kurang lebih berjarak 8 meter, jarak yang diperbolehkan oleh panitia, dirinya melihat barang tersebut berada dalam kotak kaca yang berukuran tidak lebih dari seukuran ubin. Barang itu kecil, dan tidak ada hal yang menarik yang bisa dipancarkan oleh barang sekecil itu.

on 2 comments

Laron, Tanda Awal Musim Hujan..

Kalau di malam hari di sekitar lampu yang bersinar ada banyak serangga yang berterbangan, itu tandanya akan hujan. Lho? Serangga apa sih yang suka berkumpul di dekat cahaya, cuma di malam hari pula? Kita mengenalnya dengan sebutan Laron.

Penulis biasanya ketika menemukan ada 2-5 Laron mulai berkumpul di atas lampu depan, maka lampu rumah tersebut akan dipadamkan dan menutup jendela serta menutup pintu. Jika ada orang yang lewat di depan rumah, maka dapat dipastikan rumah tersebut gelap gulita dari arah depan. Padahal sebenarnya di dalam rumah ada penghuninya. Dan biasanya setelah menunggu beberapa saat, penulis akan mengecek kondisi di luar jika Laron tersebut sudah hilang atau tambah ramai. Jika Laron sudah hilang, lampu rumah pun akan dihidupkan seperti sedia kala.

Sebenarnya apa sih Laron ini? Banyak yang mengatakan bahwa Laron adalah pertanda bahwa musim hujan akan datang. Tapi yang pasti bagi penulis, jika Laron ini sudah masuk ke ruang tengah di dalam rumah, akan lebih menyusahkan untuk mengusir dan membersihkan sayap-sayapnya yang patah.
on 1 comment

Saat Kakak Adik Bertengkar, Apa Yang Harus Dilakukan?

Pernah melihat orang bertengkar? Bisa jadi orang yang bertengkar itu adalah sepasang suami istri, orang tua dan anak ataupun kakak adik yang sedang bertengkar. Kejadian tersebut tidak dapat dihindari terutama bagi mereka yang memiliki saudara. Adanya saudara dalam rumah adalah berkah bagi orang tua. Dimana orang tua terkadang tidak selalu berada di rumah, apalagi jika kedua orang tua aktif bekerja di luar rumah. Saudara adalah teman terdekat yang pertama kali bisa ditemui sebelum anak-anak berinteraksi dengan teman di luar rumah.

Namun, saudara tidak selamanya bisa akur. Tingginya intensitas bertemu tidak bisa menjadi tolak ukur bahwa antar saudara dapat hidup harmonis di sepanjang waktu. Bisa jadi karena banyaknya waktu yang dihabiskan tersebut, banyak hal yang bisa dibicarakan, didiskusikan dan diperdebatkan.
Biasanya alur komunikasi yang terbentuk di antara saudara dimulai dari adanya ketertarikan pada benda atau hal yang sama. Hal tersebut dilanjutkan dengan pembahasan ringan dan jika diteruskan lagi maka akan masuk ke sesi debat. Hasil akhir dalam debat hanya menghasilkan dua akhir, apakah kedua belah pihak setuju atau berakhir dengan drama. Jika hal ini terjadi pada anak kecil, pastilah keduanya akan berargumen dan pada akhirnya bisa bertengkar.

Kejadian di atas sering sekali kita temui. Tidak perlu jauh-jauh untuk mengambil contoh, di dalam rumah pun hal tersebut bisa terjadi. Apa yang harus dilakukan jika kita menemui mereka sedang bertengkar?
on 1 comment

Mengendalikan Perasaan Marah Milikmu, Bukan Milik Orang Lain

Siapa yang tidak pernah marah? Marah adalah lumrah bagi kita. Namun jika terlalu sering marah, itu berarti ada sesuatu dalam kehidupan kita yang harus diperbaiki. Kita tentunya tidak ingin marah di setiap harinya terkecuali jika memang itu adalah tuntutan profesi. Tapi apakah ada jabatan di perusahaan yang fungsinya khusus hanya untuk memarahi anak buahnya? Lantas, apakah fungsi team di bawah orang tersebut akan berjalan dengan baik jika atasannya lebih memusatkan perhatiannya untuk memarahi dibandingkan mengarahkan?

Seperti kebanyakan hal lainnya, jika dilakukan dalam porsi yang tidak berlebihan, maka marah merupakan lecutan yang bersifat positif. Masalahnya adalah terkadang kita tidak memiliki batasan yang pasti untuk menampung perasaan marah ini. Beberapa dari kita sering menyebutnya dengan ungkapan "Jangan coba-coba untuk menguji kesabarannya". Marah dalam hal ini lebih dekat dengan sikap sabar. Menghadapi orang yang sulit, membuat kita sering mengelus dada. Segera setelah kita kehabisan kesabaran, amarah yang menumpuk tersimpan akan diledakkan keluar.

Pertanyaannya adalah seberapa lama orang tersebut harus dalam posisi marah? Kita sering membaca dan mendengar tentang akibat dari marah, namun adakah yang bisa memberikan durasi kapan perasaan marah tersebut harus berakhir? Kadang kita bisa menyaksikan walau ucapan sudah tidak ada yang keluar dari mulut, namun ada beberapa orang yang tidak cukup hanya melampiaskan marahnya, bahkan harus memendamnya!
on Leave a Comment

When Enough Is Never Enough (Ketika Cukup Tidak Pernah Cukup)

Ungkapan "Mencegah lebih baik daripada Mengobati" sudah sering kita dengar. Tidak hanya untuk penyakit, namun bisa diartikan untuk hal-hal yang tidak dapat diperbaiki jika sudah terlanjur kejadian. Pada Kenyataannya masih banyak di antara kita yang masih sampai saat ini seperti berusaha menguji akan pembenaran kata-kata di atas.

Ini adalah kisah menarik yang akan saya ceritakan. Bermula dari sebuah team baru yang memegang peranan baru. Bisa dibilang bahwa team ini adalah team baru dengan personel baru dan dengan ruang lingkup pekerjaan yang dulunya adalah kerjaan sampingan team lain. Team ini awalnya beranggotakan 2 orang dan kemudian seiring dengan waktu bertambah, pada akhirnya mencapai 8 orang.

Banyaknya deadline yang harus dikejar mengharuskan team ini memacu adrenalin di setiap nafas, tidak hanya saat menjejakkan kakinya ke area kantor, melainkan harus menarik nafas yang panjang saat meletakkan kakinya keluar dari kantor. Sesekali nafas pendek dapat pula ditarik hembuskan jika ada pekerjaan yang "tertangkap" melenceng dari target. Kadang aliran informasi yang tidak lengkap dan sering terputus di tengah jalan, dan terlalu banyak dibumbui ketika sampai di telinga atasan membuat suasana kerja semakin tidak kondusif.

on 1 comment

Kebiasaan (Memang) Tidak Mudah Diubah Namun Itu Bisa!

Tidak semua orang bisa berhenti dari kebiasaan lama mereka. Beberapa dari kita menyadari secara sadar bahwa kebiasaan yang kita jalani sebenarnya tidak memberi manfaat untuk kita. Bahkan kadang kebiasaan tersebut bisa menjurus ke hal yang negatif, baik ke diri sendiri maupun ke orang lain.

Penulis teringat akan salah satu kebiasaan yang sering dilakukan saat masih di bangku sekolah. Kebiasaan ini sering dilakukan saat penulis tidak mendapati menu makanan yang tersaji di meja makan baik di pagi, siang maupun di malam hari. Saat itu (penulis masih anak-anak kelas 8) adalah hal yang lumrah jika melampiaskan rasa lapar dengan membuat salah satu sajian mie instan. Banyak sekali variasi rasa yang ada di mie instan di negara kita. Dari yang berkuah hingga yang kering (goreng), ataupun dalam kemasan cup. Semua mie instan tersebut bagai magnet untuk kebanyakkan orang.

Salah satu kebiasaan yang penulis lakukan saat itu adalah seringnya makan mie instan. Jika menu sarapan dirasa tidak cocok, maka penulis akan mulai memasak mie instan. Begitu juga halnya untuk menu makan siang. Jika di pagi harinya sudah memakan mie instan berkuah, maka biasanya penulis akan menvariasikannya dengan memakan mie instan goreng. Hal yang sama akan terulang untuk malam harinya, biasanya mie instan ini dimakan bersamaan dengan nasi. Orang kita memang terkenal dengan semboyan "jika belum makan nasi, itu namanya belum makan".
on 2 comments

Informasi Kadaluarsa Pada Obat (Simple Itu Belum Tentu Aman)

Cerita ini saya dapatkan saat kami sedang jalan-jalan menuju gerai supermarket. Karena saat itu ada sepupu yang mampir ke rumah, maka sepupu tersebut pun diajak turut. Di dalam mobil, sepupu itu bercerita tentang kejadian yang terjadi belakangan ini menimpa salah satu saudaranya. Saat itu saudaranya sepupu baru selesai pulang dari aktivitas kantoran dan rebahan sebentar di kursi panjang di ruang tamu. Karena rasa lelah yang tidak tertahan, dibukalah kulkas untuk mencari sesuatu yang bisa dimakan. Dari sekian banyak barang di dalam kulkas, hanya susu yang sepertinya bisa langsung diminum.

Segelas susu pun kini sudah berada digengamannya, dan tidak perlu lama agar isi dari gelas itu berpindah tempat ke dalam perutnya. Namun, rasa susu selepas tegukan pertama sepertinya tidak sesuai dengan gambaran susu yang pernah diminumnya. Saudara itu pun kembali melihat kemasan susu dan mencari tahu letak tanggal kadaluarsa. Hal seperti itu lazim dilakukan karena daya tahan susu yang tidak bisa lama jika sudah dibuka. Ternyata susu tersebut sudah expired atau sudah kadaluarsa.

Tidak ingin makanan yang basi merusak tubuhnya, saudara ini langsung membuka kotak obat dan menemukan obat yang diinginkan. Sekejap mata, obat itu pun ditelannya. Merasa puas akan hasil antisipasinya, si saudara terduduk sebentar dan kembali tersadarkan akan sesuatu. Jika minuman saja mempunyai tanggal kadaluarsa, mungkinkah obat tadi juga memiliki tanggal kadaluarsa ? Alangkah terkejutnya dia ketika mengetahui bahwa obat itu pun ternyata sudah melewati tanggal kadaluarsa.

on Leave a Comment

Krisis Itu Sahabat Kita

Jaman sekarang semua serba mahal, contohnya saja daging sapi mahal, daging ayam juga mahal, harga cabe rawit pun ikutan pedas di kantong. Ada yang bilang sekarang masa perlambatan ekonomi. Banyak kebijakan pemerintah yang mencekik leher, pajak dinaikkan, listrik dan air silih berganti mendaki ke puncak. Belum lagi nilai tukar rupiah yang makin hari makin melemah, konon katanya mau genjot ekspor agar menambah devisa. Sudah pasti yang di-ekspor masih seputaran tanah tempat kita berpijak, bahan baku yang sebenarnya masih bisa kita olah untuk diberikan nilai tambah dan masih banyak yang lain. Ditengah potensi kekayaan SDA di bumi pertiwi ini, nyatanya sekarang kita sedang memasuki periode yang dinamakan Krisis.

Ada banyak sekali krisis yang saat ini sedang booming di negara kita. Kalau mau mengutip kata anak jaman sekarang, lagi trend gitu loch. Sebelumnya kita disuguhi dengan trend batu akik, sekarang kita disuguhi dengan trend krisis.
on Leave a Comment

"Sebentar Lagi" Itu Berapa Lama Sih?

Mungkin kita semua pernah mengalami hal ini: Menunggu. Apakah menunggu kedatangan orang/tamu, menunggu kedatangan paket, menunggu jadwal tayang ataupun menunggu hidangan di restoran. Tanpa disadari, dalam kehidupan manusia, salah satu aktivitas kita adalah menunggu.

Menunggu adalah aktivitas yang paling dihindari kebanyakan orang. Apalagi jika aktivitas tersebut tidak bisa diselingi dengan aktivitas yang lain. Bisa mati gaya, begitulah jika diibaratkan dengan bahasa gaul sekarang. Oleh karena itu, masyarakat kini lebih memilih terlambat dibandingkan harus hadir kepagian. Selalu saja ada kambing hitam yang bisa ditunjuk, umumnya adalah macet di jalan.

Akhir minggu kemarin adalah minggu yang padat dengan jadwal berpergian. Walaupun demikian, semua rencana sudah disusun secara rapi, berurutan dan semua lokasi sudah diatur untuk melewati satu rute yang sama. Tentunya sudah mempertimbangkan jam padat di jalanan, meski hari itu adalah hari libur tapi yang namanya kondisi jalan di ibukota sama sekali tidak bisa diprediksi.
on 17 comments

Jangan Siram Tanaman di Siang Hari, Mati Tanamannya. Benarkah?

Siang itu memang bukan siang di hari minggu, namun hari itu juga bukan hari kerja bagi saya. Alhasil saya terbangun lebih siang dari jam bangun saya biasanya. Bukan tanpa sebab tentunya saya harus mengambil jatah OFF di hari itu. Jatah cuti per tahun yang diberikan oleh kantor saya sudah mencapai limit, dalam artian jatah cuti tersebut tidak dapat diuangkan ataupun diakumulasikan ke periode selanjutnya. Jika tidak mengambil jatah cuti tersebut, maka jatah cuti itu akan hangus. Dipikir-pikir, sayang juga kalau tidak mengambil jatah cuti tersebut. Jadilah hari itu saya libur kerja.

Banyak pekerjaan di rumah yang harus diselesaikan ketika kita berada di rumah. Selalu saja ada pekerjaan menanti, entah itu merapikan rak buku, membersihkan rak sepatu ataupun membersihkan pekarangan rumah. Prioritas pertama yang bisa diselesaikan adalah pekerjaan yang ada di depan mata. Sejauh mata memandang, lebih mudah menyiram tanaman di depan rumah, begitu pikir saya ketika beberapa pekerjaan di dalam rumah terselesaikan. Memang harus diakui, butuh waktu yang lumayan banyak untuk menyelesaikan pekerjaan di dalam rumah, jadi saat berada di depan rumah adalah saat dimana matahari sedang terik di atas kepala.

Saat sedang asyik menyiram tanaman, tetangga sebelah mendekati sisi pagar rumah sembari berkata "bukannya tidak boleh ya menyiram di siang hari? nanti mati semua tanamannya lho". Setelah berkata demikian, si tetangga ini masih berada di tempatnya tadi, seolah-olah menunggu jawaban dari saya mengenai pernyataan yang diberikannya.
on 1 comment

Kesehatan Itu Bukan Milik Pribadi

Kring...Kring...Kring...

Seperti itulah bunyi alarm yang sudah saya siapkan untuk membangunkan diri saya di tengah padatnya jadwal tidur akhir minggu ini. Deadline pekerjaan yang sempit, macetnya perjalanan serta panasnya terik matahari di luar akhirnya membuat tubuh ini harus menyambut teman lama yang kadang mampir jika saya lupa menjaga kondisi tubuh. Pagi itu saya kena flu ringan. Susah sekali jika harus bangun di saat waktu istirahat dirasa belum cukup. Rasanya kaki ini terlalu lemah untuk menopang tubuh bagian atasnya. 

Sempat terlewat ide agar tidak masuk ke kantor, tapi jatah ijin sudah habis untuk tahun ini. Bahkan jatah ijin saya mungkin menjadi minus jika di akhir tahun nanti dipakai untuk acara keluaga. Andai kebijakan work at home mulai berlaku tahun ini, mungkin saya dapat menggunakannya sebagai alasan ketidakhadiran. Jika sudah begitu, maka sakit adalah satu satunya alasan yang bisa digunakan, dan kenyataannya memang demikian.

Tentunya jika tidak masuk kantor, saya harus memberitahukan kepada atasan saya, agar segala keperluan dan pekerjaan dapat didelegasi sementara. Hal ini diperlukan agar administrasi pekerjaan tidak terhenti hanya dikarenakan ada personil yang tidak masuk. Cara tercepat untuk menginformasikan tentunya adalah menggunakan pesan singkat. Tidak sulit untuk menemukan handphone, karena sepanjang hari selalu berada di sekitar saya. Saya buka menu pesan singkat (SMS) dan saya teringat akan pesan terakhir yang saya kirimkan kemarin malam, yang berisi tentang update progress beberapa project.
on Leave a Comment

Berapa Kali Saya Harus Terjatuh?

Dikisahkan ada sebuah keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan seorang anak yang berusia 2 tahun. Malam itu, sang ayah dan ibu sedang menunggu anak semata wayang untuk menikmati makan malam yang sudah tersedia di atas meja makan.

Saat itu, sang anak sedang asyik bermain. Ketika namanya dipanggil oleh ibunya, dirinya langsung berdiri dan berlari menuju ke arah ibunya. Sesaat sebelum sampai di ruang makan, anak itu terjatuh. Rasa sakit diderita oleh anak itu, namun dirinya diam menahan sakit sembari berusaha berdiri kembali.

Kali ini ketika anak itu berusaha berdiri, salah satu tangannya menyentuh kaki meja dan mengakibatkan wadah yang berisi air di atas meja tersebut jatuh. Bersamaan dengan kejadian itu, anak itu terjatuh ke lantai. Kali ini lantai tempat dia terjatuh sudah dipenuhi oleh tumpahan air tadi. Secepatnya anak itu berusaha bangkit, namun secepat itu juga anak itu terpeleset jatuh.

on 2 comments

Banyak Tugas, Bagaimana Cara Menyelesaikannya?

Dalam kerjaan,banyak sekali permasalahan yang menunggu untuk kita selesaikan. Telat menyelesaikannya, maka biasanya kita akan terkena sanksi dari atasan. Apalagi jika kita lupa mengerjakannya, mungkin akan ada surat peringatan yang akan menghampiri meja kerja kita. 

Nonstop. Ya, begitulah gambaran yang bisa kita temui di setiap tempat kerja. Adalah hal yang lumrah, karena jika semua kerjaan selesai, terus buat apa kita ada di sana? Perusahaan pun tidak mau mengaji orang hanya untuk duduk santai dan pulang tanpa menghasilkan nilai tambah bagi stakeholder.

Biasanya kerjaan yang datang selalu berhubungan dengan jabatan dan posisi yang bersangkutan. Tidak mungkin memberikan pekerjaan mengenai accounting untuk teknisi listrik ataupun memberikan pekerjaan IT kepada orang yang bergelut di bidang hukum.

Namun, kadang kala ada pekerjaan yang di luar dari job desc yang bisa kita temukan di keseharian pekerjaan di kantor.
on Leave a Comment

Lampu Hazard, Yang Salah Tapi Sering Dipakai

Jakarta itu kalau tidak macet dan banjir, bukan Jakarta namanya. Jakarta itu ibukota dan pusat ekonomi negara Indonesia. Sebagai salah satu kota megapolitan, Jakarta bagai magnet yang memikat banyak orang dari luar. Tidak salah jika banyak orang yang berusaha mendekatkan ke Jakarta untuk mengubah nasib mereka.

Selain tingkat popularitas yang tinggi, Jakarta sebagai kota juga memberikan tingkat tekanan hidup yang tinggi. Hal ini wajar jika melihat bagaimana banyaknya populasi masyarakat yang mengais rejeki di ibukota. Banyaknya persaingan bisa dilihat dari segala segmen. Dari tukang jual gorengan, sekolah dan universitas, rumah sakit hingga sampai mall pun berjamuran.

Ketatnya persaingan terasa saat para mahasiswa mencari kerja. Gelar S1 di jaman sekarang pun dirasa belum cukup agar bisa lolos screening awal masuk ke perusahaan. Persaingan yang ketat ini seolah olah menguatkan untaian kalimat ini "Ibukota lebih kejam dari ibu tiri". Meski banyak dikerumunin oleh sekolah dan universitas bertaraf internasional, nyatanya masih saja ada masyarakat yang sepertinya tidak mau belajar memperhatikan.

Hal yang ingin penulis kaitan di sini adalah mengenai kegunaan dan salah fungsinya lampu hazard pada kendaraan roda empat. Masyarakat kita sebenarnya sangat efektif, jika tidak ingin disebut tidak mau tahu. 
on Leave a Comment

Mengapa Takut Dikoreksi?

Ketika pertama kali kita mendengar kata "koreksi", biasanya kita sudah bisa membayangkan bahwa ada sesuatu yang akan diperbaiki. Banyak sekali kejadian dalam hidup yang menggunakan kata itu.

Dimulai dari sejak kita bersekolah. Anak-anak yang diberikan tugas, pada akhirnya harus diperiksa oleh bapak/ibu guru. Sering sekali jika jawaban dari suatu pertanyaan dalam tugas yang diberikan tidak memiliki jawaban yang tepat, biasanya si guru akan berkata "no sekian..jawabannya masih salah, tolong dikoreksi kembali". Walau pada akhirnya, jawaban yang benar akan diberikan di akhir hari di sesi dalam kelas itu.

Hal yang sama pun dialami ketika kita duduk dibangku perkuliahan. Bedanya dengan masa di bangku sekolah,  di kampus seorang dosen tidak akan memberikan jawaban terhadap pertanyaannya secara cuma cuma, dan biasanya mahasiswa harus mencari jawabannya terlebih dahulu (biasanya harus jungkir balik dulu) sebelum mendapatkannya langsung dari si dosen. Hal yang paling ditakuti oleh mahasiswa tentunya saat di persiapan ujian akhir, dimana perkataan "koreksi" yang muncul dari dosen pembimbing ataupun dosen penguji,   dapat menambah lama waktu berbakti mereka di kampus. Yang tadinya menginginkan lulus tepat waktu, jadinya harus ditambah 1 semester.

Hingga saat kerja pun, kata koreksi masih membuat bulu kuduk kita berdiri ketika kita maju ke depan meja bos untuk menyampaikan laporan. Ada apa dengan kata koreksi?
on Leave a Comment

Batu Kehidupan : Batu Besar Dan Batu Kecil (2)

Terjalnya perjalanan di hari itu sungguh membuat hari remaja itu penuh dengan daya juang. Bagaimana tidak? Dirinya harus mendaki dari lembah hingga ke puncak dengan membawa banyak peralatan di pundaknya. Hal ini tidak terelakkan harus dia lakukan. Oleh karena itu, dirinya sudah mempersiapkan jauh hari sebelumnya, sehingga dia tidak perlu takut untuk mulai mendaki.

Masih teringat di dalam benaknya, bagaimana persiapan yang harus dia lakukan di hari sebelumnya. Beban pikirannya terlalu berat untuknya jika dia tidak mulai membuat perhitungan yang cermat. Oleh karena itu, dipetakanlah bagaimana medan tempat dia akan mendaki. Sehari sebelumnya, dia sudah meninjau dan menulis beberapa catatan kecil mengenai "spot" batu besar dan beberapa area yang tidak boleh dilalui. Hal ini tentu berguna agar dirinya tidak terhambat maupun tersesat saat hendak menuju ke puncak. 
Batu Besar
on Leave a Comment

Waspada Pada Oknum Petugas Tol

Ramainya jalanan di ibukota memang sudah menjadi rutinitas sehari hari bagi orang jakarta. Jumlah kendaraan yang tiap tahun terus bertambah namun tidak diikuti oleh penambahan ruas jalan membuat kemacetan di sejumlah lokasi.

Kemacetan ini pun tidak terelakkan terjadi juga di ruas jalan TOL. Banyaknya kendaraan dan disertai dengan jumlah gardu yang kadang tidak "full" beroperasi semua, akan mengakibatkan terjadinya bottle neck saat pembayaran tol. Selepas itu jalanan akan kembali lancar sampai kemudian akan kembali macet jika sudah mendekati gardu tol. Parahnya kemacetan ini kadang ditambah dengan banyaknya kendaraan besar yang mengambil jalur di tengah ataupun mogok di bahu jalan. Lengkap sudah waktu yang seharusnya bisa dihabiskan dengan keluarga, malah kita habiskan di jalan.

on 1 comment

Bahaya Yang Mengintai Kita...

Memasuki musim yang curah hujannya sedikit sekali, sering membuat keringat menetes dari balik pakaian kita. Ya, mari kita sambut musim panas yang sedang terjadi di bumi pertiwi ini. Bagi mereka yang sering menghabiskan waktu siangnya di dalam kantor, mungkin tidak akan merasakan panasnya di siang hari. Coba tanyakan saja ke orang rumah, bagaimana cara mereka melalui teriknya sinar matahari. Beberapa dari mereka harus menyiram bagian depan rumah ( old habit never dies) agar tidak terlalu panas, atau melakukan hal yang sederhana seperti menghidupkan AC dan berdiam di dalam kamar, aish sejuknya...

Hal yang tidak luput kita lakukan menghadapi panasnya cuaca adalah mandi. Biasanya setelah mandi, sesaat badan terasa segar, namun kemudian keringat pun bercucuran lagi. Kalau sudah begitu masa harus mandi lagi? Kalau yang sedang ada di lapangan tentunya tidak bisa mandi di sembarang tempat :)

Ada hal kecil yang bisa dilakukan, dan biasanya kita konsumsi apalagi di saat cuaca panas terik seperti ini. Wait, apakah tadi saya ada menyebut kata "konsumsi" ? Coba kita bayangkan segelas es sirup di depan hadapan kita. Rasa manisnya begitu dikenali oleh lidah kita, belum lagi dinginnya menghapus dahaga yang terjadi setelah seharian bekerja.

Pesan satu mbak, yang banyak esnya ya

on 2 comments

Sampah Yang Meresahkan

Kita tentunya mengerti bahwa sampah adalah produk sisa dari hasil aktivitas manusia. Umumnya sampah ini akan kita hindari keberadaannya, walaupun jelas bahwa kitalah konsumen yang menghasilkannya. Oleh karena kita yang menghasilkannya, maka kita pula yang harus bertanggung jawab dalam penyelesaian akhirnya, dimulai dari penyediaan tempat sampah, mekanisme untuk membedakan mana yang organik ataupun non organik serta pemanfaatan lebih lanjut (daur ulang).

Sampah sebagai limbah industri ini setiap harinya selalu ada. Oleh karena itu sangat penting sekali disediakan ruang ataupun wadah untuk menampungnya. Besaran wadah untuk menampungnya tidak boleh terlalu kecil, karena itu akan mengakibatkan sampah berserakan. Ketiadaan tempat sampah akan membuat sampah tergeletak begitu saja, yang nantinya akan memunculkan banyak pemandangan tidak enak untuk dilihat oleh mata, belum lagi bau yang tidak sedap dan pada kondisi hujan, sampah ini bisa menjadi faktor tersumbatnya aliran got yang akibatnya membuat jalanan tergenang banjir.

Hal yang perlu digaris bawahi di sini adalah, sampah yang sudah berada di tempatnya saja, yaitu di dalam tempat sampah, tidak ingin kita dekati, bagaimana kalau sampah tersebut berserakan, bukankah begitu?


on 5 comments

Pesan Yang Lemaknya Sedikit, Beda Steak Tenderloin dan Sirloin ?

Saat berjalan ke mall, penulis sering sekali tergoda untuk mampir ke tempat makan, mungkin karena bertepatan dengan jam isi perut. Aneka ragam pilihan yang tersedia bagus untuk variasi daripada I2 (Itu Itu) saja. Ada makanan Jepang, Western , Chinese ataupun makanan nusantara. Ketika melewati sebuah tempat makan, penulis teringat akan kenangan saat makan di sana. Kenangan ini bukan berupa kekecewaan terhadap layanan ataupun kualitas makanannya, namun banyak orang yang sepertinya salah memilih salah satu diantara duo pilihan yang ada di depan menu mereka.

Pilihan menu ini sering ditanyakan oleh konsumen, karena walaupun bersumber dari satu anggota badan namun memiliki nama yang berbeda. Terkadang harga yang ditawarkan pun relatif sama. Maka semakin membuat konsumen untuk bertanya apa sih perbedaan di antara dua ini? Apa sih menu ini?

on Leave a Comment

Kegagalan Dalam Usaha Pertama Kali Itu..


Mencoba sesuatu yang baru adalah hal yang bagus. Apalagi jika hal yang baru tersebut dapat diaplikasikan pemanfaatannya bagi banyak orang. Mereka yang berada di zona nyaman tentu tidak akan memikirkan hal yang baru, dan sekalipun terpikir oleh mereka maka langkah konkret untuk mewujudkannya akan mendapat rintangan dari diri sendiri.

Akhir minggu ini penulis sedang mencoba hal yang baru. Walau sebenarnya aktivitas ini hanya selingan, daripada bengong lihat berita di media massa yang ada. Penulis mencoba untuk membuat sesuatu yang dapat dimanfaatkan oleh orang lain selain untuk dirnya sendiri. Hm... aktivitas seperti apa itu? Jawabannya adalah membuat dessert! Kedengarannya menarik bukan? Awalnya begitu, ternyata butuh perjuangan. Harap maklum, penulis sampai saat ini masih berpredikat juara di depan meja makan, belum terpikirkan oleh penulis untuk menjadi juara di belakang dapur.

on 3 comments

Mengenal Kopi Arabica dan Robusta

Kita semua sudah pasti mengenal tentang kopi. Kopi yang biasanya dikenal adalah Kopi jenis Arabica dan Robusta. Variant lainnya adalah jenis Luwak dan Liberika. Untuk kali ini, kita akan membahas dua jenis pertama, apa sih perbedaan diantara keduanya? Penulis awalnya tidak begitu memperhatikan apa jenis kopi yang disajikan, toh sama-sama kopi kan? Ternyata dua jenis kopi ini berbeda lho.


on Leave a Comment

Niat Baik atau Buruk


on 1 comment

Batu Kehidupan : Satu Jawaban Tidak Cukup Untuk Dunia

Satu per satu bongkahan batu dibongkar dan dibuang, lalu kembali dimasukannya dengan beberapa batu ke dalam keranjang. Adalah pemandangan yang biasa untuk menemukan hal seperti itu, namun tidak untuk kali ini, setidaknya ini yang dialami oleh remaja itu saat sekarang.

Dia menemukan banyak sekali batu beragam ukuran dan jenis yang dikeluarkan oleh orang orang itu, namun satu yang sama adalah batu yang dimasukkan ke dalam keranjangnya adalah batu dengan corak itu itu saja. Ada apa dengan batu bercorak itu? Apa gunanya batu itu? Apa keistimewaannya?

Awalnya tidak banyak orang yang mengambil batu bercorak itu, namun menjelang siang, keramaian makin menjadi jadi. Semakin banyak orang yang membuang isi barang dalam keranjang mereka dan menukarkannya dengan batu bercorak. Karena keingintahuannya, remaja itu mulai mencari batu bercorak tersebut. Ternyata tidak mudah menemukan batu seperti itu di sana, namun keberuntungan memang berada di pihak remaja itu, beberapa saat kemudian dia menemukannya.

Tidak ada yang aneh dengan batu itu. Batu itu sama dengan kebanyakan batu yang pernah ditemukannya. Namun, kenapa sekarang banyak orang yang berebut ingin memiliki batu tersebut? Bahkan beberapa orang membuang semua isi keranjangnya hanya untuk memasukkan semua batu seperti ini ke dalam keranjangnya.
on Leave a Comment

Terlalu bagus jika..


on Leave a Comment

Batu Kehidupan : Batu besar dan batu kecil

Dalam perjalanan hidupnya, remaja ini sering dihadapi banyak pilihan akan batu yang ditemuinya. Kadang dia bisa menahan diri untuk tidak mengambilnya, namun sering kali dirinya tidak kuasa untuk mengambil dan menempatkannya ke dalam keranjang miliknya.

Satu batu tidaklah berat, namun jika terlalu banyak maka harus dipikul. Kenyataannya, banyaknya muatan akan sebanding dengan berapa banyak ruangan kosong dalam keranjang. Semakin kosong keranjang, makin banyak pula batu yang dapat dimasukkan ke dalamnya. Begitulah yang dipikirkan oleh remaja itu.

Hingga pada pagi harinya, saat dirinya baru selesai menaruh beberapa batu di dalam keranjangnya, yang selalu dibawa seperti ransel, batu terakhir yang ada di tangannya tidak dapat dimasukkan. Setiap kali ditaruh di dalam keranjang, maka batu itu terlempar keluar saat dirinya baru melangkah beberapa kaki. Kali ini, ada apa gerangan?

on 5 comments

Pohon Bintaro, berbahayakah bagi kita ?

Penulis sering terkagum dengan keindahan bumi pertiwi di tanah air, dengan keberagaman hayati melebihi kawasan lain, tidaklah sulit untuk melihat pemandangan hijau di sekitar lingkungan kita. Terutama di kompleks perumahan, biasanya akan tersuguh aneka ragam tanaman agar terkesan hijau dan asri.

Kali ini tanaman yang akan kita sorot adalah Pohon Bintaro. Pohon ini banyak dijumpai di sudut kota maupun dalam kompleks perumahan, bahkan mungkin ada di kompleks di sekitar lingkungan pembaca. Bintaro (nama latin : Cerbera Manghas) banyak ditanam karena pohon ini tahan banting, kuat dan mudah beradaptasi di berbagai kondisi. Dengan kemampuan tersebut, tak jarang banyak orang (tidak terkecuali instansi pertamanan) menggunakannya untuk budi daya penghijauan maupun sekedar menjadikannya pohon teduh.

Buah pada pohon ini sering disebut sebagai "Buah Pengusir Tikus", seperti apakah tanaman ini?

on Leave a Comment

Charger tubuh


on Leave a Comment

Berapa banyak pengalamanmu...





on Leave a Comment

Semua Pasti Bisa


on Leave a Comment

Semangat baru di Tahun yang Baru!

Setelah serangkaian peristiwa yang kita alami di tahun 2014, kini kita menatap lembaran baru di tahun yang baru. Mari kita kumpulkan sisa semangat yang sudah dibakar di akhir tahun kemarin dan mulai kepalkan tangan kita, mengerjakan pekerjaan yang tertinggal di hari kemarin dengan penuh keyakinan dan totalitas!

Selamat menjalankan aktivitas di tahun 2015!




Penulis menyampaikan bela sungkawa yang sedalam-dalamnya untuk keluarga penumpang Air Asia QZ8501. Semoga keluarga diberi kekuatan dan ketabahan dalam menghadapi cobaan yang menghadang.
#PrayforAirAsia



Powered by Blogger.