on Leave a Comment

Batu Dari Langit

Hari itu sinar matahari belum tepat di atas kepala kerumunan masyarakat, namun keramaian sudah memuncak. Tepat di tengah panggung, sebuah acara lelang sedang dilakukan. Pembawa acara yang berada di tengah kerumunan itu bukan hanya satu atau dua, namun ada lebih dari 3-4 orang. Keramaian yang terjadi tidak memungkinkan acara lelang berlangsung dengan tertib. Bahkan banyak sekali pasukan pengamanan yang diterjunkan untuk menjaga acara itu.

Line telepon pun tidak berhenti berdering, tidak menyisakan jeda untuk berhenti. Mereka yang dari luar pun berebut untuk memasukkan harga dan berlomba untuk mendapatkan barang yang berharga yang dilelang di acara itu. Tidak ada informasi yang jelas yang dapat dilihat ataupun ditelaah mengenai apa barang yang dilelang. Apakah artefak kuno, teknologi canggih atau bisa jadi obat awet muda.

Remaja ini kebingungan, tapi dirinya tetap mencoba mencari informasi mengenai keramaian yang sedang berlangsung. Dirinya harus memaksa masuk ke dalam kerumunan orang hanya untuk melihat barang apa yang akan dilelang. Dari kejauhan, barang itu berukuran tidak besar. Karenanya dirinya harus mendekatkan diri untuk melihat secara pasti apa yang dilelang oleh acara itu. Setelah kurang lebih berjarak 8 meter, jarak yang diperbolehkan oleh panitia, dirinya melihat barang tersebut berada dalam kotak kaca yang berukuran tidak lebih dari seukuran ubin. Barang itu kecil, dan tidak ada hal yang menarik yang bisa dipancarkan oleh barang sekecil itu.


Sumber gambar : http://www.beingpoetry.net/a-small-stone-for-kindness/
Bentuknya yang biasa, tidak memiliki ukiran ataupun pahatan. Warnanya bukan warna langka, itu pun dapat ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. Bobotnya pun tidak terlalu berat ataupun ringan. Dan seperti hal yang umumnya, barang itu pun tidak berdaya terhadap gaya gravitasi bumi. Barang itu tidak dapat melayang ataupun terbang. Hanya tergeletak diam tidak bergerak di tempatnya. Hal pertama yang dipikirkan remaja itu saat melihat barang itu adalah batu biasa yang sering dia temukan di sepanjang jalan. Hanya saja batu itu kini diberikan tempat yang lebih indah, dibungkus semacam kertas berwarna emas dan ditempatkan di dalam kotak kaca dengan sinar lampu yang menerangi dari empat mata penjuru. Apa yang sebenarnya sedang terjadi?

Remaja itu mengikuti proses lelang sampai akhir hari. Pemenang dari lelang batu berharga itu sungguh mengejutkan banyak orang. Tentunya karena harga fantastis yang diajukan oleh orang itu. Saat di belakang panggung, saat acara sudah selesai, para panitia bersorak merayakan keberhasilan acara mereka. Bukan nominal yang kecil jika dilihat dari usaha mereka dan terhadap barang yang mereka tawarkan.

Karena rasa keingintahuannya, remaja itu memberanikan diri untuk menanyakan perihal tentang barang yang dilelang. Apa manfaat dan kegunaan dari barang itu, atau memang sebuah karya seni yang pemahamannya harus secara abstrak. Salah seorang panitia yang murah hati kemudian menjelaskan bahwa barang tersebut adalah barang langka. Barang yang bentuknya seperti batu tersebut ditemukan oleh kelompok yang sedang berada di pegunungan. Memang belum diketahui secara ilmiah dari kegunaan batu tersebut, namun yang pasti dari informasi yang beredar oleh temuan kelompok tersebut bahwa batu tersebut adalah batu dari langit!

Siapapun yang berada di sana akan terkesima ketika menerima informasi bahwa ada batu yang berasal dari langit. Batu yang jatuh ke bumi ini tentulah bukan hal yang sering kita jumpai. Hingga kini banyak sekali orang yang sedang menuju pegunungan untuk sekedar mencari apakah ada bebatuan lainnya yang mungkin terlupakan oleh kelompok sebelumnya.

Mendengar hal tersebut, ada sesuatu yang mengganjal di pikiran remaja itu. Berbekal informasi mengenai letak pegunungan dan daerah yang harus dilalui, maka keesokan harinya remaja itu berangkat ke daerah tujuan. Sesampainya di sana, kerumunan tenda dan keramaian orang sudah seperti pasar. Ramai pula beredar bahwa ada batu dari langit yang sudah ditemukan oleh beberapa kelompok. Hal itu semakin menguatkan tujuan para pencari batu bahwa memang masih tersisa beberapa batu langka. Mungkin keberuntungan yang harus dicari oleh mereka untuk menemukan batu tersebut.

Seorang tetua yang ikut dalam rombongan pun berbagi informasi mengenai batu tersebut. Bagaimana mereka sangat yakin bahwa batu tersebut memang berasal dari langit.

"Seumur hidup, baru kali ini saya lihat batu tersebut. Batu itu jatuh dari langit. Jika bukan bintang yang jatuh, maka itu pastilah batu dari langit". Kalimat tersebut yang terus menerus diucapkan oleh tetua tersebut. Remaja tersebut mulai mengartikan kalimat sang tetua dengan seksama. Dari kalimatnya, sepertinya para kelompok pencari batu menemukan batu tersebut di malam hari. Karena bintang tidak dapat dilihat saat matahari berada di atas. Dengan informasi seperti itu, maka remaja ini menunggu sampai malam tiba untuk mengetahui kondisi apa di saat itu yang memungkinkan batu langit ini jatuh.

Malam itu memang banyak bintang bersinar. Tingginya kawasan pegunungan itu membuat asap pabrik maupun polusi udara tidak dapat menjangkaunya. Akibatnya adalah pemandangan yang jernih terhadap langit di malam itu. Keheningan malam itu pecah karena sorakkan gembira dari kelompok pencari batu. Sepertinya mereka menemukan batu langit itu. Keramaian pun tak dapat dihindari lagi. Namun, remaja ini tidak membaurkan diri ke dalam keramaian itu. Dirinya menyusuri jejak kegelapan dalam semak-semak di sekitar kelompok tersebut.

Apa yang ditemukan selanjutnya adalah beberapa orang yang tertawa kecil memegang perut mereka. Remaja ini secara diam-diam mendengarkan arah pembicaraan beberapa orang ini.

"Kita buat lebih meriah hari ini,bagaimana?" ucap salah seorang di kelompok itu.
"Ok, tapi kali ini kamu yang lempar. Lemparnya agak tinggian dan jauhan", balas salah seorang

Dan bisa dipastikan kelanjutan peristiwanya, bahwa di malam itu ditemukan dua buah batu langit. Walaupun remaja itu sudah memberikan informasi mengenai apa yang dia dapatkan di malam itu, nyatanya masih banyak sekali orang yang masih percaya bahwa batu itu adalah batu yang jatuh dari langit.

Situasi seperti ini masih bertahan hingga sekarang, meskipun teknologi sudah canggih dan arus informasi yang mudah diakses, tidak sedikit juga orang yang termakan issue-issue yang sengaja dilempar oleh orang yang tidak bertanggung jawab. Kunci jika tidak ingin terhasut akan informasi yang beredar adalah dengan cara menemukan kebenaran (fakta). Walau tidak mudah, namun hasil dari pencarian kebenaran itu dapat menghindarkan kita dari kesalahan.

0 komentar:

Post a Comment

Powered by Blogger.