on Leave a Comment

"Sebentar Lagi" Itu Berapa Lama Sih?

Mungkin kita semua pernah mengalami hal ini: Menunggu. Apakah menunggu kedatangan orang/tamu, menunggu kedatangan paket, menunggu jadwal tayang ataupun menunggu hidangan di restoran. Tanpa disadari, dalam kehidupan manusia, salah satu aktivitas kita adalah menunggu.

Menunggu adalah aktivitas yang paling dihindari kebanyakan orang. Apalagi jika aktivitas tersebut tidak bisa diselingi dengan aktivitas yang lain. Bisa mati gaya, begitulah jika diibaratkan dengan bahasa gaul sekarang. Oleh karena itu, masyarakat kini lebih memilih terlambat dibandingkan harus hadir kepagian. Selalu saja ada kambing hitam yang bisa ditunjuk, umumnya adalah macet di jalan.

Akhir minggu kemarin adalah minggu yang padat dengan jadwal berpergian. Walaupun demikian, semua rencana sudah disusun secara rapi, berurutan dan semua lokasi sudah diatur untuk melewati satu rute yang sama. Tentunya sudah mempertimbangkan jam padat di jalanan, meski hari itu adalah hari libur tapi yang namanya kondisi jalan di ibukota sama sekali tidak bisa diprediksi.

sumber gambar : http://martz90.deviantart.com/art/What-time-is-it-147359486
Bangun pagi adalah aktivitas ritual bagi saya. Selelah apapun di malam hari sebelumnya, saya selalu bisa terjaga di pagi hari. Jika tidak di jam 5 pagi maka paling telat berkisar diantara jam 6. Karena rencana berpergian dimulai dari jam 10 pagi, tentunya selisih waktu antara jam bangun dengan jam berpergian dapat saya manfaatkan untuk beberapa keperluan lain. Aktivitas menyeduh kopi panas di pagi hari adalah salah satu favorit saya. Belum lagi ditemani oleh suguhan berita di gadget dan beberapa remah roti, klop sudah rasanya.

Hingga jam menunjukkan angka 9 lewat 30 menit, keadaan dalam rumah masih sunyi adem. Padahal sisa 30 menit untuk memulai perjalanan. Akhirnya 15 menit sebelum jam 10, semua orang mulai sibuk. Ada yang memulainya dengan sarapan terlebih dahulu, ada pula yang langsung ngacir ke dalam kamar mandi, ada pula yang masih sibuk update status..

Bisa diprediksi kemudian bahwa tidak ada satupun rencana yang tepat waktu di hari itu. Semua jadwal akhirnya molor, bahkan ada beberapa tujuan yang harus dialihkan ke minggu depan. Dari semua hal yang terjadi di hari itu, beberapa point seharusnya bisa diambil dan diperbaiki, yaitu sikap untuk selalu menghargai rencana yang sudah disepakati bersama. Sekalipun tidak ada hal major yang terjadi (tidak ada kerugian yang besar), namun sikap suka menunda ataupun malas akan terbawa ke aktivitas lain, sehingga dapat memberi efek negatif di masa depan.

Disamping itu, munculnya kata-kata penunda waktu juga harus disikapi dengan tegas dan teratur. Kata-kata itu adalah "nanti ya", "sebentar lagi" ataupun "besok". Kata-kata ini memang tidak bisa membunuh, tapi bisa membuat kita menunggu dengan ketidakpastian.

Seperti pada cerita di atas, ketika semua orang sudah bersiap untuk keluar dari pintu rumah, ternyata masih ada satu orang yang tertinggal di belakang. Si Adik, masih berada di depan cermin, sibuk merias sana sini. Bedak, lipstik, parfum, bulu mata, dll bertebaran di meja riasnya. Ketika diberitahu bahwa semua orang sudah bersiap sedia, dirinya dengan mudah berkata "sebentar lagi". Dan tebak saja, untuk ukuran "sebentar lagi" ternyata memakan waktu hampir 30 menit. Mungkin baginya 30 menit untuk merias diri sudah termasuk "best time", tapi bagi kami yang menunggu di luar?? 30 menit mungkin bisa diisi dengan hal lain.

Tentu masalahnya bukan pada ukuran 30 menit untuk perkataan "sebentar lagi", melainkan jaminan waktu. Jika memang lama, kenapa tidak memberikan estimasi perkiraan 20-30 menit. Setidaknya dengan adanya nominal waktu tersebut, kami bisa mengalokasikan waktu menunggu ke hal lain.

Hal yang serupa juga terjadi saat drop barang di rumah sepupu. Rencananya memang drop barang berupa makanan. Seperti biasa, ketika ditanyakan berapa lama hanya untuk drop makanan, jawabannya klise "sebentar kok". Ternyata "sebentar" itu didefinisikan sebagai kurang lebih sejam. Nah, rencana yang cuma drop barang jadinya malah bertamu.

Menghadapi definisi waktu memang sedikit "tricky". Oleh karena itu, dibutuhkan jurus yang ampuh dalam menghadapi kata-kata itu. Dimulai dengan menanyakan seberapa lama waktu untuk durasi itu, contoh:

1. Definisi waktu "Sebentar lagi"
A: "Sabar donk, sebentar lagi selesai ini"
B: "Sebentar lagi itu bisa kasih estimasi berapa menit atau jam?"

2. Definisi waktu "Nanti"
A: "Hm.. saya cek dulu ya, nanti saya kabari lagi"
B: "Nanti itu kapan bu? kira-kira hari apa, jadi saya bisa follow up lagi ke ibu?"

3. Definisi waktu "Besok"
A: "Sudah selesai verifikasinya. Tinggal tunggu konfirmasi besok ya"
B: "Besok itu maksudnya hari senin kan? tanggal 24 Agustus?"

Dengan menanyakan balik kepada si pemberi waktu, setidaknya kita memiliki kepastian waktu dalam hal menunggu. Bukankah menunggu dalam ketidakpastian itu yang tidak menyenangkan?

0 komentar:

Post a Comment

Powered by Blogger.