on Leave a Comment

Ular dan Tikus

Pembaca yang terhormat, pernah mendengar kisah tentang Ular dan tikus?

Kisah ini dimulai di wilayah pedesaan pada jaman dulu, saat semua orang masih bertani sebagai mata pencaharian utama. Beternak adalah hasil sampingan yang bisa dikerjakan mengingat luasnya lahan yang memisahkan satu rumah dengan yang lain. Ayam, domba dan sapi adalah ternak umum yang dapat kita jumpai saat itu.

Suasana damai selalu menyelimuti pedesaan itu, hingga suatu hari, pemilik salah satu rumah terbangun di malam hari untuk mengambil secangkir minuman di dapur. Pemilik rumah melihat beberapa barangnya jatuh berserakkan di lantai. "Pasti ulah tikus ini", ujar sang pemilik rumah. Keesokkan paginya, pemilik rumah memasang perangkap tikus di dalam rumah dengan harapan si tikus akan terjebak oleh iming-iming roti keju yang terpasang di perangkap.

Si tikus menyadari adanya ancaman di dalam rumah, bergegas memberi tahu ke semua teman-temannya.
Yang pertama diberi kabar adalah si ayam. "Ayam, hati-hati ya kalau mau masuk ke dalam rumah, karena sekarang ada perangkap di dalamnya, beritahu teman-teman agar jangan masuk ke dalam rumah", pinta si tikus kepada ayam. Reaksi ayam sungguh tak terduga, "Ngapaen repot-repot, kami ayam tidak pernah main-main ke dalam rumah, kamu saja yang suka main di rumah. Kami sudah enjoy di sini, bertelur tiap hari untuk jurangan, petok petok".

Dihiraukan oleh si ayam, tak menurunkan niat si tikus untuk mengabari ke temannya yang lain. Kali ini teman yang dikabari adalah si domba. Jawaban sinis pun muncul kala si domba mendengar adanya perangkap tikus di dalam rumah. "Pemilik rumah sudah sangat senang tempo hari baru mencukur habis semua bulu rambutku, tentunya saya tidak akan takut, apalagi dengan perangkap di dalam rumah, mbekkk", ucap domba sambil berlalu.

Kepada teman yang lain pun sebelas dua belas jawabannya, si sapi malah menertawakan si tikus dengan mengatakan bahwa badannya jauh lebih besar dari sebuah perangkap tikus. Hari itu pun, si tikus gagal menyakinkan kepada teman-temannya.

"Pletak!", suara besi beradu terdengar dari dalam rumah. Pemilik rumah bergegas mencari tahu asal dari bunyi tersebut. Alangkah terkejut dirinya, karena dia melihat seekor ular sawah terperangkap di dalam perangkap tikus.

Paginya, pemilik rumah sibuk mencari tetua yang ada di desa. Pemilik rumah gusar karena baru kali ini rumahnya dimasukki oleh seekor ular. Konon, tetua di desa selalu punya resep mujarab terhadap setiap bencana yang menghampiri warga di desa tersebut. Setelah penjelasan yang panjang antara tetua dan pemilik rumah, maka pemilik rumah harus melakukan pesta di rumah untuk menghalau musibah yang akan datang. Tak tanggung-tanggung, pesta tersebut harus dirayakan selama 7 hari 7 malam!

Pesta pun secepatnya diadakan. Di hari pertama, semua ayam yang ada dipotong oleh pemilik rumah untuk dibuatkan ayam goreng. Namun itu hanya bertahan sehari. Untuk menu keesokkan harinya, pemilik rumah harus memotong domba-dombanya untuk dijadikan rendang. Dan itupun ternyata hanya sanggup bertahan sampai hari ketiga. Pemilik rumah akhirnya harus memotong sapi-sapinya agar jamuan makanan di pestanya bisa bertahan hingga hari ketujuh!

Si tikus berduka karena kehilangan semua teman-temannya. Andai saja, teman-temannya tidak menghiraukan perkataannya. Atau, mungkinkah mereka masih ada jikalau si ular diberitahu bahwa ada perangkap tikus di dalam rumah?

0 komentar:

Post a Comment

Powered by Blogger.